Rabu 05 Jul 2023 15:10 WIB

Sambut Haji 2024 dengan Tingkatkan Pelayanan untuk Jamaah

Haji tahun ini diprediksi menghadapi tantangan juga banjir kritik sekaligus pujian.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) berjalan keluar Masjidil Haram usai melaksanakan umrah wajib di Mekah, Arab Saudi, Ahad (25/6/2023). Menag selaku Amirul Hajj akan memimpin misi haji Indonesia pada puncak pelaksanaan ibadah haji dimulai dengan wukuf di Arafah pada 27 Juni 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) berjalan keluar Masjidil Haram usai melaksanakan umrah wajib di Mekah, Arab Saudi, Ahad (25/6/2023). Menag selaku Amirul Hajj akan memimpin misi haji Indonesia pada puncak pelaksanaan ibadah haji dimulai dengan wukuf di Arafah pada 27 Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: KH Nurul Badruttamam, MA, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU dan Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Haji Umrah Indonesia

Bersamaan dengan perayaan selesainya penyelenggaraan ibadah haji, Pemerintah Arab Saudi kembali mengumumkan besaran kuota jamaah haji di sejumlah negara. Dari informasi yang disampaikan melalui surat yang diserahkan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, kuota haji Indonesia pada 2024 nanti berjumlah 221.000 jamaah. Jumlah ini, diumumkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang duduk bersebelahan dengan Menteri Haji Taufiq.

Pada momentum itu, Pemerintah Arab Saudi sekaligus mengumumkan tahapan penyelenggaran haji 1445 H/2024 M. Bersamaan dengan itu, pemerintah Arab Saudi juga telah mengeluarkan timeline pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji dari pengumuman kuota di setiap negara, hingga jadwal awal tiba jamaah.

Haji merupakan rukun Islam yang ke-5 sebagai salah satu kewajiban bagi umat Muslim yang mampu. Untuk mewujudkan istithaah (kemampuan), terdapat tiga syarat yang harus dikuatkan bagi jamaah dalam melaksanakan ibadah haji, yaitu pengetahuan, ekonomi, dan kesehatan. Jika pada penyelenggaraan haji di masa pandemi mendulang banyak prestasi, tak pelak haji tahun ini yang diprediksi menghadapi tantangan juga banjir kritik sekaligus pujian.

Tidak sedikit testimoni dari jamaah yang berlalu lalang di media sosial berupa ucapan terima kasih atas dedikasi terbaik yang diberikan petugas dalam melayani para dzuyufurrahman dengan sepenuh hati. Namun, tak sedikit pula yang menyampaikan kritik atas kualitas dan keterbatasan layanan. Untuk itu, evaluasi diperlukan sebagai upaya mewujudkan penyelenggaraan haji 2024 yang lebih baik.

Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan

Kementerian Agama, berkomitmen terus memberikan layanan terbaiknya dalam penyelenggaraan ibadah haji. Tak terkecuali pada helat penyelenggaraan haji 2023. Mengusung tagline “Haji Ramah Lansia”, Kementerian Agama telah menunjukkan performa terbaiknya dalam melayani jamaah. Bahkan, secara khusus bagi jamaah yang mengalami kendala maupun memiliki keluhan selama penyelenggaraan ibadah haji, Kementerian Agama memfasilitasi portal pengaduan secara online yang dimonitor langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Bahkan, di tengah permasalahan prosesi puncak haji Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna) yang menjadi sorotan berbagai media, viral pembelaan Menteri Agama untuk para jamaah. Gus Men, panggilan akrab Menteri Agama bahkan tidak bersedia makan, sebelum jamaah haji Indonesia juga dapat makan.

Secara tegas, Menag juga menyampaikan kekecewaannya atas pelayanan Masyariq (perusahaan Arab Saudi yang bertugas memberikan pelayanan). Hal ini pun bersambut dengan permohonan maaf yang disampaikan pemerintah Arab Saudi dengan kesepakatan untuk melakukan investigasi atas persoalan yang muncul selama prosesi puncak haji di Armuzna.

Dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun terakhir, jamaah haji Indonesia mendapat air Zamzam sebanyak 5 liter. Air Zamzam itu sudah dikemas dalam galon yang dimasukkan dalam kardus dan dibagikan ke jamaah setibanya di asrama haji debarkasi. Air Zamzam tersebut dibawa oleh maskapai, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines, pada fase pemberangkatan jamaah haji.

Namun, karena jumlah air zam-zam ini dirasa terlalu sedikit oleh jamaah, beberapa jamaah seringkali menyiasati menambah jumlah zam-zam yang akan dibawa pulang. Jamaah kemudian memasukkan air zam-zam ke dalam koper, akibatnya  koper berisi air Zamzam akan terdeteksi yang berakibat dibongkar dan dikeluarkan airnya.

Padahal hal ini sudah menjadi ketentuan penerbangan, Data dari Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyebutkan rata-rata terdapat 30% sampai 40 % jamaah yang memasukkan air Zamzam ke dalam koper. Sehingga berakibat terganggunya proses X-ray barang jamaah karena harus melakukan pembongkaran.

Untuk itu, kebijakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk menambah air Zamzam yang dibagikan ke jamaah merupakan langkah yang patut mendapatkan apresiasi dari jamaah. Sebuah langkah keberpihakan layanan pada jamaah untuk memberikan yang terbaik bagi tamu Allah.

Namun, sebagaimana sebuah layanan yang dilakukan oleh pemerintah, maka tak ayal penyelenggaraan haji juga menghadapi tantangan dan kritik dalam penyelenggaraannya. Tantangan dan kritik ini tentunya menjadi imun semangat untuk terus memicu dan memacu perbaikan kualitas layanan bagi jamaah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement