Oleh: Israr Itah, Redaktur Olahraga Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Penggemar sepak bola Italia bersiaplah. Hari ini, kompetisi Serie A 2023/2024 akan kembali bergulir. Jauh dari ingar bingar seperti biasanya memang. Sebab, Liga Pro Saudi terus-terusan menjadi pusat perhatian pada bursa transfer musim panas ini dengan uang tak berseri milik pemerintah mereka yang dikucurkan ke klub-klub pesertanya.
Serie A bukannya tak bergeliat. Namun sudah pasti kalah pamor karena para bintang atau pemain dengan harga selangit ramai-ramai hijrah ke Saudi. Jika tidak ke tim-tim kaya Inggris dan Real Madrid.
Namun apakah Serie A masih tetap menarik untuk disaksikan dan diikuti tiap pekannya. Kalau saya ditanya, tentu saja jawabannya masih. Toh tim-tim terbaik Eropa ada di sini. Harap diingat, tiga klub Italia, Napoli, AC Milan, dan Inter Milan menggebrak di Liga Champions musim lalu. Nama terakhir bahkan sempat membuat Manchester City ketar-ketir pada partai final sebelum akhirnya mengangkat trofi si Kuping Besar untuk pertama kalinya.
AS Roma juga lolos ke final Liga Europa. Sementara Fiorentina juga melakukan hal serupa, mentas di partai puncak Liga Konferensi. Meski dengan uang terbatas, klub-klub Italia tetap digdaya, begitu kira-kira pesan yang disampaikan musim lalu.
Itu musim lalu. Sekarang lembaran baru. Napoli yang juara Serie A dan tampil mengesankan dengan attacking football mereka kini di bawah asuhan pelatih baru dan ditinggal satu pilar lini belakangnya Kim Min-jae. Milan ditinggal banteng di lini tengah Sandro Tonali yang hijrah ke Inggris dan sosok di belakang layar yang punya andil tak kecil dalam membesarkan tim, Paolo Maldini.
Inter punya skuad mumpuni musim lalu, tapi sekarang ditinggal beberapa pemainnya dan dinilai tak punya pengganti sepadan. Sementara Juventus yang musim lalu harus menghadapi hukuman pengurangan poin melakukan pembenahan yang dianggap efektif untuk meningkatkan kekuatan tim.
Lantas siapa yang layak diunggulkan menjadi juara? Jika menilik performa musim lalu, saya condong menempatkan Juventus sebagai tim dengan peluang juara tertinggi. Pasalnya di tengah deraan masalah di luar lapangan, Juventus masih bisa bersaing di papan atas. Hanya karena hukuman pengurangan nilai saja yang membuat tim ini menukik ke bawah papan klasemen. Padahal, permainan mereka tetap menakutkan. Tak indah, tapi efektif.
Hukuman tak berlaga di Eropa musim ini menjadi berkah tersamar. Pasukan Nyonya Tua bisa berkonsentrasi di liga domestik di saat para pesaingnya mungkin harus bersiap untuk berlaga di Liga Champions, Liga Europa, atau Liga Konferensi.
Juve selalu sulit untuk dikalahkan. Musim lalu, mereka mulai meregenerasi skuadnya dengan menyisipkan para pemain muda. Tampaknya langkah itu sudah memperlihatkan hasil dan mungkin bisa dipetik musim ini. Pelatih Massimiliano Allegri mungkin tinggal mengharapkan penyerang Dusan Vlahovic kembali menemukan ketajamannya seperti saat membela Fiorentina. Serta Paul Pogba sembuh dari cedera berulang.
Inter bisa jadi penantang serius. Pelatih Simone Inzaghi jadi kuncinya. Dengan skuad yang dinilai tak kompetitif di Eropa, ia bisa menyulap Inter menjadi tim yang sangat kompak dan solid di belakang dan efektif di depan. Andai lebih tajam di depan, mungkin bukan City yang menjuarai Liga Champions musim lalu.
Tantangan besar Inzaghi...