Selasa 03 Oct 2023 03:47 WIB

Kisah Komunis di Ranah Minangkabau

Abdullah Kamil, Komunis yang Disadarkan Menantu Haji Rasul

Red: Muhammad Subarkah
Suasana ranah Minangkabau pada tahun 1930-an. (iklustrasi)
Foto:

Sejak bergabung dengan Cabang Padang Panjang, Kamil segera menjadi pion utama. Ia menjadi tokoh dibalik berdirinya Tabligh School (1928), dan mengusulkan Muhammadiyah segera merintis Perguruan Tinggi (1940). 

Bahkan, di Kongres ke-19 tahun 1930 di Fort de Kock,  buah pemikirannya menjadi perhatian dan disambut hangat oleh Ketua Majelis Tabligh Hoofdbestuur Muhammadiyah Hindia Timur, K.H Mas Mansur.

 Kisah yang sama, juga dialami oleh tokoh Komunis lainnya–yang kemudian berlabuh ke Muhamamdiyah Padang Panjang. Misalnya, Zain Djambek, putra dari ulama Islam modernis yang dihormati, Syekh Muh Djamil Djambek. Inyik Djambek memang hampir putus asa melihat putranya itu – yang sudah dirasuki oleh Haji Datuk Batuah.

Pasca 1927, ketika Cabang Fort de Kock diresmikan, dan menghadirkan menantu Haji Rasul itu. Zain yaang awalnya acuh-acuh saja dalam acara itu, setelah diminta ayahnya hadir. Niat awalnya hanya ingin mengetahui propaganda dari persyariktan – yang dicap oleh orang Kuminih sebagai Penjilat Ekor Belanda (PEB).

 Sutan Mansur yang didaulat menyampaikan pidato, memulainya dengan tenang. Kian lama, pengajian tauhid yang disampaikannya makin dalam, menghujam ke sanubari Zain.

 Zain yang masih berusia 17 tahun terpaku dibawa masuk dalam gelombang pikiran yang disampaikan oleh Sutan Mansur. Anak muda yang halus perasaannya itu, telah mendapatkan orang yang dicari-cari, untuk menyadarkannya kembali.

“Bukan orang semacam ini, harus dimusuhi, karena dia bukan PEB” – demikian Zain menyampaikan kesannya pada seorang pengurus Cabang Padang Panjang, Rasjid Idris Datuk Sinaro Panjang.

Sejak mengikuti kuliah tauhidnya Sutan Mansur, Zain pun memilih Muhammadiyah. Ia menjadi mubaligh, sekaligus pengurus persyarikatan. Baru satu bulan bergabung, ia mendatangi ninik mamak Nagari Kurai V Jorong, untuk mau bergabung dengan Cabang Fort de Kock.

 Pemuda lainnya yang disadarkan oleh Sutan Mansur dan bergabung dengan persyarikatan, antara lain A Malik Siddik, Malik Siddik, Hitam Sutan Mudo (iparnya Hamka/adik Siti Raham), dan Oedin Kurai Taji.

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

(QS. Al-Baqarah ayat 143)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement