Kamis 05 Oct 2023 22:52 WIB

Startup Asal Amerika Buat Kopi dari Limbah Biji Kurma demi Kurangi Emisi Karbon

Kopi menjadi penyebab deforestasi pada tingkat yang cukup mengkhawatirkan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Perubahan iklim membuat setengah dari lahan yang dipakai untuk menanam kopi tidak lagi produktif.
Foto: PixaHive
Perubahan iklim membuat setengah dari lahan yang dipakai untuk menanam kopi tidak lagi produktif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah perusahaan rintisan yang berbasis di Seattle AS, Atomo Coffee, yang didukung oleh beberapa investor di balik Beyond Meat, meluncurkan kopi tanpa biji pertama di dunia pekan ini. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan dari minuman populer ini.

Kopi tanpa biji dibuat menggunakan superfood dan bahan limbah nabati seperti biji kurma untuk meniru struktur molekul kopi. Inovasi ini telah menarik perhatian para investor, yang telah menggelontorkan dana sebesar 51,6 juta dolar AS ke Atomo Coffee.

Baca Juga

Lantas, apa dampak kopi terhadap lingkungan? Seiring dengan memanasnya iklim dunia, perkebunan kopi khususnya yang menanam varietas arabika, mulai bergeser ke atas bukit dan merusak hutan di sepanjang jalan untuk mencari area yang lebih sejuk.

Deforestasi adalah penyebab utama kedua perubahan iklim setelah pembakaran bahan bakar fosil. Penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2050, sekitar setengah dari lahan yang saat ini digunakan untuk menanam kopi tidak akan produktif lagi akibat perubahan iklim.

"Kopi menyebabkan deforestasi pada tingkat yang cukup mengkhawatirkan hampir mencapai 10 Central Park (New York) per hari, setara dengan 34 kilometer persegi hutan,” kata CEO dan salah satu pendiri Atomo, Andy Kleitsch.

"Kita berbicara tentang sebuah mesin, mesin kopi yang tidak pernah berhenti, selalu mencari lebih banyak lahan, dan itulah yang kami coba cegah," kata dia seperti dilansir Euro News, Kamis (5/10/2023).

Atomo mengatakan bahwa kopi cold brew yang merupakan konsep awal mereka, sukses menghasilkan karbon 93 persen lebih sedikit dan menggunakan air 94 persen lebih sedikit dari kopi biasa. Majalah Time menobatkannya sebagai salah satu dari 200 penemuan terbaik di tahun 2022.

Perusahaan ini berharap akan ada angka yang sama untuk kopi panas tanpa biji baru, yang juga dibuat dengan menggunakan sebagian besar bahan daur ulang seperti biji kurma, yang cenderung dibuang dalam proses produksi komersial. Biji kurma direndam dalam ekstrak anggur, sawi putih, dan perasa lainnya, serta ditambah dengan kafein yang bersumber dari teh.

Atomo awalnya menargetkan kedai kopi dibandingkan dengan toko dan jaringan supermarket, karena kopi sangrai mereka dijual secara grosir dengan harga 20,99 dolar AS per 450 gram, dibandingkan dengan 10-14 dolar AS per 450 gram yang dibayarkan oleh kedai kopi AS pada umumnya.

Meskipun mengalami pertumbuhan yang pesat, beberapa produsen alternatif mengalami kendala karena pembeli yang terpukul oleh inflasi mengurangi pembelian produk mereka yang sering kali lebih mahal. Namun, Atomo mengatakan bahwa mereka sedang dalam pembicaraan dengan beberapa perusahaan kopi global, bagaimana mereka dapat memasok perusahaan tersebut.

"Mereka (perusahaan-perusahaan besar kopi) tahu bahwa mereka memiliki masalah dengan ketersediaan kopi dalam 20-30 tahun ke depan, dan mereka mencoba untuk mengatasi masalah tersebut," kata Kleitsch.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement