REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Blue Bird Tbk kembali menjalankan inisiatif transisi energi hijau dengan memperluas instalasi panel surya di wilayah operasional Bali. Berkolaborasi dengan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), Bluebird Bali membangun ekosistem operasional mobilitas yang didukung energi hijau di wilayah operasional Bali.
"Dengan mulainya instalasi panel surya, Bluebird Bali telah melengkapi operasional mobilitas ramah lingkungan dari hulu ke hilir sehingga menciptakan ekosistem mobilitas yang berkelanjutan sejalan dengan komitmen 50:30," kata Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono dalam pernyataan tertulisnya, Senin (27/11/2023).
Bluebird memperkenalkan agenda visi keberlanjutan pada 2022 dengan agenda pengurangan 50 persen emisi pada 2030 atau dikenal dengan komitmen 50:30. Andre, sapaan akrabnya, menuturkan, Bluebird Bali berhasil menjadikan pengemudi sebagai agen perbaikan lingkungan dengan berhenti menggunakan botol plastik sekali pakai serta tergabung sebagai anggota Blues Allies WWF sebagai perusahaan mobilitas yang mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
"Bluebird Bali juga telah mengadopsi kendaraan listrik dan membangun infrastruktur pengisian daya," tutur Andre.
Sementara itu, Direktur Utama Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), Yovie Priadi mengaku bangga dapat mendukung Bluebird untuk mewujudkan visi berkelanjutan Bluebird. Yovie megungkapkan, mobilitas merupakan salah satu penopang utama ekonomi dan pariwisata di Bali.
"EMITS sebagai penyedia solusi menyeluruh untuk Energi Hijau sangat bangga dapat menjadi bagian dan penyedia solusi yang membantu Blue bird melakukan transisi energi, mengurangi emisi karbon dan mencapai visi berkelanjutan," ucap Yovie.
Bluebird sebelumnya sudah mengadopsi panel surya berkapasitas 215,6 kWp untuk mendukung pemanfaatan energi bersih yang berpotensi menghemat energi rata-rata hingga 250 ribu kWh per tahun. Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumberdaya Mineral Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan mengapresiasi Bluebird dan EMITS dalam mendukung transisi energi terbarukan.
Bagus menyebut, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, khususnya tenaga surya. "Potensi tenaga surya di Indonesia mencapai 2.898 GW tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kolaborasi ini merupakan langkah nyata untuk mengoptimalkan potensi tersebut dan mengurangi emisi GRK," jelas Bagus.
Bagus menilai, kolaboarsi tersebut juga akan mendukung pariwisata hijau di Bali. Terlebih saat ini Bali merupakan destinasi wisata unggulan Indonesia dengan sekitar 7,5 juta wisatawan domestik dan mancanegara pada tahun lalu.