Selasa 12 Dec 2023 06:50 WIB

Raih Peringkat Pertama Dunia untuk ESG, Pertamina Berpotensi Dilirik Banyak Investor

Pertamina meraih peringkat pertama dunia ESG sub-industri Integrated Oil and Gas.

Red: Nora Azizah
Pertamina meraih peringkat pertama dunia untuk risiko Environmental, Social, Governance (ESG) pada sub-industri Integrated Oil and Gas.
Foto: Pertamina
Pertamina meraih peringkat pertama dunia untuk risiko Environmental, Social, Governance (ESG) pada sub-industri Integrated Oil and Gas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ekonomi lingkungan IPB University, Aceng Hidayat menilai investor akan berlomba-lomba melirik Pertamina setelah BUMN tersebut meraih peringkat pertama dunia untuk risiko Environmental, Social, Governance (ESG) pada sub-industri Integrated Oil and Gas. Keberhasilan tersebut, menurut Aceng melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin (11/12/2023), akan meningkatkan kepercayaan dunia internasional kepada Pertamina. Dan kepercayaan tersebut, akhirnya bisa membuat investor berminat menanamkan modal ke BUMN energi itu.

"Tunggu dampaknya tahun depan. Beberapa investor pasti mau masuk. Dan ini sangat menguntungkan, karena sektor hulu Pertamina memang butuh biaya besar," ujarnya.

Baca Juga

Pada awal Desember 2023, Pertamina meraih peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas kategori Risiko Environmental, Social, Governance (ESG) memimpin skor tertinggi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics. Skor Pertamina per 1 Desember 2023 menjadi 20,7 (Medium Risk) atau naik dari sebelumnya 22,1 (Medium Risk). Adapun skor Sustainalytics yang lebih rendah mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.

Dengan peringkat dan skor yang dirilis pada Desember 2023 ini, Pertamina dinilai berada pada tingkat risiko Medium dalam mengelola risiko terkait faktor-faktor ESG. Menurut dia, perusahaan yang sudah menerapkan ESG dengan baik, apalagi peringkat pertama dunia seperti Pertamina, tentu sangat diminati investor. Itu sebabnya kesuksesan Pertamina bisa diikuti perusahaan-perusahaan dalam negeri lain.