Oleh : Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI dan Ketua PP Muhammadiyah
REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia tentu saja berduka dengan meninggalnya almarhum Faisal Basri, seorang dosen dan ahli ekonomi yang sangat disegani serta dihormati karena poko pikirannya yang luar biasa. Beliau juga dikenal dengan perjuangannya yang tidak pernah mengenal lelah.
Terkadang dalam keadaan sakit pun beliau tetap hadir di acara di mana beliau diminta untuk menjadi nara sumber. Bahkan di suatu kesempatan, beliau saya lihat hanya tampil beberapa menit saja kemudian terpaksa turun dari podium karena tidak mampu menahan sakit untuk kembali ke tempat penginapannya bagi beristirahat. Faisal Basri terkenal sebagai seorang dosen dan ekonom yang sangat kritis yang analisis dan argument-argumentnya tampak dibangun di atas landasan-landasan teoritis yang kuat dan bisa beliau pertanggungjawabkan.
Sosok Faisal Basri termasuk ilmuwan yang langka yang berani menyampaikan pendapat-pendapatnya di depan publik. Meskipun hal yang disampaikan menentang arus, sehingga terkadang kita lihat bukan dia yang takut dengan komentar-komentarnya yang menyengat rezim itu, melainkan panitia yang mengundangnya sebagai pembicaralah yang ketar-ketir mendengar kritikan-kritikannya yang pedas tersebut.
Namun, itulah Faisal Basri. Beliau tidak mengenal istilah takut karena yakin akan kebenaran dari yang disampaikannya. Dia juga yakin apa yang disampaikannya itu sesuai dengan semangat dan amanat dari konstitusi.
Jadi kalau kita simpulkan, Faisal Basri adalah ilmuan pejuang yang tidak hanya berhenti pada kata tapi dia berusaha untuk memperdengarkan sikap dan pandangannya tidak hanya kepada publik, tetapi juga kepada sang penguasa melalui berbagai cara. Di sinilah menariknya sosok dosen UI yang satu ini yang tidak banyak dimiliki ilmuan-ilmuan lainnya. Sebagai orang beragama, kita berharap semoga saja apa yang telah dilakukannya selama ini menjadi ibadah dan bekal bagi dirinya dalam menghadap Allah swt. Amin.