Kamis 05 Sep 2024 07:45 WIB

Kenang Ekonom Faisal Basri, Anies: Pemikirannya Terangi Jalan, Bak Lentera di Tengah Kabut

Anies berharap agar warisan pemikiran dan keberanian beliau menjadi inspirasi semua.

Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri.
Foto: Eva Rianti
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9/2024). Faisal berpulang pada sekira pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Pria kelahiran Bandung, 6 November 1959 itu meninggal pada usia 64 tahun.

Sejumlah tokoh ikut mengucapkan belasungkawa. Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan menyebut Faisal Basri sebagai sosok cendekian yang pemikirannya menerangi jalan.

Baca Juga

"Layaknya lentera di tengah kabut. Kata-katanya sering tajam, namun penuh dgn kebijaksanaan. Menuntun kita melihat lebih jauh, melampaui apa yg tampak di permukaan," ujar Anies lewat kicauan di X, Kamis (5/9/2024). 

Anies pun berharap agar warisan pemikiran dan keberanian beliau akan kekal menjadi inspirasi bagi semua. "Semoga Allah SWT melapangkan jalan beliau, menerima amal kebaikannya, mengampuni segala khilafnya, dan memberikan ketabahan bagi keluarga yg ditinggalkan. Aamiin yra."

Rumah duka almarhum diketahui berlokasi di Kompleks Gudang Peluru Blok A 60, Jakarta Selatan. Almarhum akan diberangkatkan dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan ba'da ashar. Informasi sementara, lokasi tempat pemakamannya adalah di TPU Menteng Pulo.

Faisal Basri dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap pemerintah, khususnya terkait dengan kebijakan ekonomi. Ia juga aktif di dunia maya.

Dalam cicitannya terakhir, Faisal Basri berkicau soal tambang di Dairi pada 30 Agustus 2024 silam.

"Rakyat Dairi bertekad bulat melawan kehadiran tambang. #Dairi," ujar Faisal lewat kicauannya.

"Kini kedamaian rakyat Dairi terancam oleh tambang perusak lingkungan. #Dairi."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement