REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pertumbuhan emisi metana dapat menahan upaya membatasi pemanasan global pada pertengahan abad ini. Para ilmuwan dan pembuat kebijakan mendesak tindakan yang lebih agresif untuk menahan gas rumah kaca tersebut.
Hampir 160 negara berjanji memangkas 30 persen emisi metana mereka dari tingkat tahun 2020 pada akhir dekade ini. Berdasarkan laporan Global Methane Budget 2024, lima tahun terakhir tingkat metana di atmosfer naik dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak pencatatan dilakukan pada tahun 1970-an. Sebagian besar di dorong sumber daya alam.
Berikut alasan mengapa mengendalikan emisi metana sangat penting:
1. Metana Memerangkap Panas
Molekul-molekul metana lebih kuat dalam memerangkap panas dibandingkan karbon dioksida. Artinya mengurangi emisi metana lebih cepat terasa dibandingkan menurunkan karbon dioksida.
Menahan emisi metana juga lebih murah. PBB menemukan memangkas emisi metana lebih murah dibandingkan memangkas karbon dioksida untuk hasil yang sama bagi upaya penanggulangan perubahan iklim.
Karbon dioksida juga dapat bertahan di atmosfir selama berabad-abad. Sementara metana terurai dalam satu dekade artinya dampak jangka-panjangnya pada suhu bumi lebih pendek.
Para ilmuwan menemukan dalam rentang waktu satu abad, dampak metana pada pemanasan global 28 kali lebih buruk dari karbon dioksida. Namun, dalam jangka waktu yang lebih pendek yaitu 20 tahun, dampak metana 80 kali lebih buruk.
Sejauh ini emisi metana menaikkan suhu bumi 0,5 derajat Celsius lebih panas. Sekitar satu pertiga dari 1,3 derajat Celsius lebih panas dibandingkan rata-rata suhu masa pra-industri.
2. Emisi Tumbuh dengan Cepat
Menurut Global Methane Budget 2024, konsentrasi metana yang berasal dari aktivitas manusia tumbuh lebih cepat dibandingkan emisi gas rumah kaca lainnya, sekitar dua pertiga dari emisi global. Ini termasuk dari sektor pertanian, baik dari pertanian padi maupun peternakan, juga dari aktivitas bahan bakar fosil dan limbah.
Laporan yang dirilis lima tahun sekali itu mengungkapkan emisi metana yang berasal dari aktivitas manusia naik 20 persen dalam dua dekade terakhir. Beberapa negara dan blok sudah memiliki mitigasi lonjakan emisi metana.
Menurut inisiatif investor sektor pangan (FAIRR) emisi metana dari sektor minyak dan gas lebih mudah ditangani dibandingkan di sektor pertanian.
3. Emisi Metana juga Berasal dari Sumber Alami
Sepertiga sisa emisi metana dunia berasal dari sumber alami seperti pencairan lapisan es, rawa gambut, dan lahan basah dan emisi ini dapat meningkat dengan cepat seiring dengan meningkatnya suhu.
Hewan, termasuk manusia, juga merupakan sumber metana. Meskipun mudah untuk mengukur metana di atmosfer, memahami dari mana asalnya sangat penting untuk mengatasi masalah ini.
Dengan menganalisis sidik jari isotop dalam metana yang terdeteksi, para ilmuwan dapat menyelidiki apakah gas tersebut berasal dari sumber biologis atau industri.