REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Sains dan, Informasi, Teknologi dan Komunikasi (ITK) Korea Selatan (Korsel) mengumumkan tahun depan Negeri Ginseng akan berinvestasi sebesar 2,7 triliun won atau 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 30 triliun) untuk mengembangkan teknologi untuk mengatasi perubahan perubahan iklim. Angka ini naik 3,9 persen dari alokasi untuk inisiatif perubahan iklim 2024 yang sebesar 2,6 triliun won.
Dikutip dari DDIndia, Senin (16/12/2024), kantor berita Yonhap melaporkan investasi ini bagian dari rencana 10 tahun pemerintah Korsel untuk mengembangkan teknologi saintifik canggih hingga 2032 dalam merespon pemanasan global. Korsel berkomitmen untuk memangkas emis gas rumah kaca sebanyak 40 persen dari tingkat tahun 2018 pada tahun 2030 dan nol-emisi pada 2050.
Anggaran tahun 2025 akan fokus untuk mengembangkan teknologi-teknologi energi terbarukan penting seperti baterai untuk pembangkit listrik tenaga surya generasi berikutnya dan sistem pembangkit listrik tenaga angin apung. Anggaran tahun juga akan juga diprioritaskan untuk mengembangkan teknologi-teknologi nol-karbon termasuk sistem pembangkit listrik tenaga nuklir dan tenaga hidro generasi berikutnya.
Pemerintah Korsel menargetkan untuk dapat menilai hutan-hutan, area-area maritim dan ekosistem yang rentan terhadap perubahan iklim. Sementara menerapkan langkah-langkah untuk memastikan stabilitas produksi pangan.
Sementara, Kementerian Sains dan ITK menyelesaikan peta jalan komprehensif untuk mencapai nol-emisi di berbagai industri. Komite Khusus Presiden pada Teknologi Nol Karbon menyarankan strategi untuk enam sektor penting yakni: pembangkit listrik tenaga angin, penyimpanan energi, lingkungan dan lain-lain.
Dengan pedoman ini, kini Korsel telah menyelesaikan rencana komprehensif untuk mengembangkan teknologi pemangkasan karbon di 17 bidang yang mencakup berbagai industri, seperti baja, bahan kimia, manufaktur mobil dan tenaga nuklir. Inisiatif khusus termasuk pengembangan turbin pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai, sistem energi yang terintegrasi dan pusat data ramah lingkungan.