Kamis 30 Jan 2025 09:00 WIB

Swiss Perbarui Target Iklim

Swiss akan memangkas 65 persen emisi gas rumah kaca pada 2035.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Penampakan dalam Gua Glasial di gletser Morteratsch, di Pontresina, Swiss, Ahad (18/2/2024). Swiss memperbarui target iklim sebagai komitmen mengatasi pemanasan global.
Foto: KEYSTONE
Penampakan dalam Gua Glasial di gletser Morteratsch, di Pontresina, Swiss, Ahad (18/2/2024). Swiss memperbarui target iklim sebagai komitmen mengatasi pemanasan global.

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Pemerintah Swiss menyetujui target iklim yang baru. Swiss akan memangkas emisi gas rumah kacanya pada tahun 2035 sebanyak 65 persen dari tingkat tahun 1990. 

Tahun lalu, upaya Swiss mengatasi pemanasan global diselidiki setelah pengadilan tinggi Eropa memutuskan negara itu tidak berbuat cukup banyak dalam mengatasi perubahan iklim. Pemerintah Swiss mengatakan target baru yang diuraikan dalam komitmennya pada Perjanjian Paris ini dicapai dengan langkah-langkah domestik.

Baca Juga

"Pada tahun 2035 Swiss seharusnya sudah memangkas emisi gas rumah kaca setidaknya 65 persen dibanding tingkat 1990, dan 59 persen dibanding rata-rata antara tahun 2031 dan 2035," kata pemerintah Swiss dalam pernyataannya Rabu (29/1/2025).

Sebelumnya Swiss menargetkan dapat memangkas emisi gas rumah kacanya pada tahun 2030 sebanyak 50 persen dari tingkat 1990. Kabinet Swiss mengatakan mereka mengadopsi amandemen strategi iklim jangka panjang dan akan menyerahkan rencana-rencana barunya kepada Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim pada tanggal 10 Februari.

Kabinet Swiss menambahkan dalam pengajuan tersebut, Swiss melaporkan peran energi terbarukan dan energi nuklir dalam mencapai netralitas iklim.

Pernyataan pemerintah Swiss disampaikan saat Uni Eropa mempublikasi rencana untuk memangkas peraturan iklimnya sebagai langkah adaptasi atas terpilihnya Donald Trump yang skeptis terhadap perubahan iklim sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan upaya Uni Eropa untuk menyederhanakan peraturan tidak akan melemahkan tujuan blok tersebut dalam menghadapi perubahan iklim. Von der Leyen menyatakan Brussels perlu menyesuaikan aturannya seiring dengan transisi industri menuju energi bersih.

Namun, ia menekankan hal ini tidak berarti melemahkan target pengurangan emisi gas rumah kaca bersih sebesar 55 persen pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi pada tahun 2050. Pendekatan Eropa dan AS terhadap pemanasan global perubahan signifikan.

Setelah dilantik pekan lalu, Trump menghentikan pendanaan pemerintah AS untuk pengembangan teknologi energi bersih dan menarik AS dari perjanjian iklim Paris. Von der Leyen menambahkan rencana Eropa untuk meningkatkan daya saing tidak bertentangan dengan agenda hijau, karena keduanya bertujuan untuk memperluas produksi lokal teknologi bersih dan energi terbarukan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement