REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan mengejutkan soal masa depan Jalur Gaza. Kali ini ia mengatakan Amerika Serikat, yang menyuplai banyak bom bagi Israel untuk meluluhlantakkan Gaza, akan mengambil alih wilayah tersebut.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam konferensi pers selepas pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa waktu AS. “Amerika Serikat akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana,” kata Trump pada konferensi pers, sambil berdiri di samping Netanyahu.
“Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut, meratakan lokasi tersebut, dan menyingkirkan bangunan yang hancur, meratakannya,” katanya.
Presiden AS kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa AS akan menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan kerja dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Dalam konferensi pers sebelum bertemu Netanyahu, Trump mengulangi klaimnya bahwa Gaza adalah “zona pembongkaran” dan bahwa warga Palestina harus direlokasi ke negara-negara seperti Mesir dan Yordania. “Saya pikir Yordania dan Mesir – mereka mengatakan mereka tidak akan menerima, tapi saya katakan mereka akan menerima. Tapi saya pikir negara-negara lain juga akan menerima,” katanya.
“Jika Anda melihat Gaza, hampir tidak ada bangunan yang berdiri, dan bangunan yang masih berdiri akan runtuh. Anda tidak bisa tinggal di Gaza saat ini. Anda memerlukan lokasi lain, dan menurut saya lokasi tersebut harus menjadi lokasi yang dapat membuat orang senang. Anda lihat selama beberapa dekade, yang terjadi hanyalah kematian di Gaza. Ini sudah terjadi bertahun-tahun, semuanya kematian.”
“For those who want to send the Palestinian people to a ‘nice place’, allow them to go back to their original homes in what is now Israel…the Palestinian people want to rebuild Gaza because this is where we belong.” pic.twitter.com/T8i7ZwDhLQ
— State of Palestine (Palestine_UN) February 4, 2025
Trump menjelaskan bahwa dia ingin “memukimkan orang-orang secara permanen” di “daerah yang indah” di luar Gaza di mana mereka bisa “bahagia”. Secara umum, warga Palestina dengan tegas menolak diusir dari Gaza dan dimukimkan kembali di tempat lain.
Ketika ditanya apakah pasukan AS akan dikerahkan ke Gaza, Trump mengatakan kemungkinan itu masih terbuka. "Kami akan melakukan apa yang diperlukan. Jika perlu, kami akan melakukannya. Kami akan mengambil alih tempat itu."
Trump mengatakan dia tidak bisa menjanjikan apakah gencatan senjata di Gaza akan bertahan, dengan menyalahkan pemerintahan sebelumnya di bawah Presiden Joe Biden. “Kami berharap ini bisa bertahan,” tambahnya.
Perwakilan Palestina di PBB, Riyad Mansour, mengatakan bahwa alih-alih diusir dari Gaza ke negara-negara terdekat, penduduk daerah tersebut harus dapat kembali ke rumah asal keluarga mereka di tempat yang sekarang disebut Israel. Sebagian besar penduduk Gaza adalah keturunan warga Palestina yang tinggal di kota-kota yang secara etnis telah dibersihkan selama berdirinya Israel dan dilarang kembali ke rumah mereka.
“Bagi mereka yang ingin mengirim rakyat Palestina ke ‘tempat yang bagus’, izinkan mereka kembali ke rumah asal mereka di tempat yang sekarang disebut Israel,” kata Mansour. “Rakyat Palestina ingin membangun kembali Gaza karena disinilah tempat kami berada,” tambahnya.