Jumat 16 Apr 2010 09:06 WIB

Inilah Kisah Ilyas dalam Injil Barnabas

Rep: syahrudin el fikri/ Red: irf
ilustrasi
ilustrasi

Umat Islam percaya dan mengimani bahwa Ilyas adalah seorang Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah SWT. Ia diutus kepada kaum Bani Israil. Dahulunya, kaumnya ini beriman, namun sepeninggal Daud dan Sulaiman AS, mereka menyembah berhala yang bernama Ba’al. Mereka kemudian diazab oleh Allah dengan bencana kekeringan yang sangat panjang.

Kisah Nabi Ilyas berdakwah kepada kaumnya ini, juga terdapat dalam Injil. Namun, kisahnya tidak ditemukan dalam Taurat. Hal ini dikarenakan, pengutusan Ilyas lebih belakang dibandingkan dengan Nabi Musa AS yang menerima kitab Taurat.

Kisahnya dikemukakan dalam Injil Barnabas. Dalam Injil Barnabas ini, ditulis bahwa Ilyas seringkali memberikan nasehat kepada kaumnya. Dalam Barnabas disebutkan, namanya adalah Ilya. Berikut nasehatnya yang disebutkan dalam Injil Barnabas dari ayat 23-49.

"Ilyas adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah.

Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian.

Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya.

Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Sinai’ maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia.

Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan.

Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernafas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.

Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah dan Dia akan selalu bersama kalian."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement