JAKARTA--Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/5) belum berhasil menyentuh level 3.000 poin. Bahkan IHSG ditutup melemah 1,880 poin atau 0,06 persen menjadi 2.959,015. Sementara indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan juga melemah 0,317 poin atau 0,06 persen ke posisi 572,215.

Analis Sucorinvest Central, Gani Gifar Indra Sakti, di Jakarta, Selasa, mengatakan, penurunan IHSG disebabkan sudah tingginya harga saham-saham di BEI, khususnya saham berfundamental bagus dan berkapitalisasi besar (blue chips). "Sehingga tak heran, pelaku pasar banyak yang melakukan aksi ambil untung (profit taking). Valuasi saham yang tercermin di IHSG sudah mahal (tinggi)," kata Gifar.

Menurut dia, proyeksi penurunan IHSG pada perdagangan hari ini juga dipicu kondisi global akibat krisis di Yunani yang menjalar ke Spanyol dan negara lain, terlepas Uni Eropa sepakat memberikan dana talangan (bailout) kepada Yunani. Meski demikian, jelas dia, ke depan IHSG masih berpotensi mengalami peningkatan meski sejumlah analis banyak yang menyatakan akan mengalami over heating.

Sementara, beberapa saham di kawasan Asia saat IHSG ditutup di antaranya Indeks Hang Seng turun 48,31 poin (0,23 persen) ke posisi 20,763, Nikkei-225 menguat 132,61 poin (1,21 persen) ke level 11.057, dan Straits Times melemah 43,04 poin (1,46 persen) di posisi 2.901.

Frekuensi alih saham yang terjadi 99,529 kali dengan jumlah saham yang ditransaksikan 4,331 miliar lembar dan nilai kapitalisasi Rp3,216 triliun. Sebanyak 73 saham naik, 158 saham turun dan 75 saham tidak bergerak. Beberap saham yang mengalami penurunan diantaranya, Merck (MERK) turun Rp2.500 ke Rp74.500, Astra Internasional (ASII) turun Rp850 ke Rp45.550, Indo Tambang Raya (ITMG) turun Rp150 ke Rp38.650.

Ikuti Whatsapp Channel Republika