REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Militer Amerika Serikat (AS) akhirnya membenarkan bahwa mereka menembakkan misil terhadap kendaraan warga sipil di Provinsi Uruzgan, Afghanistan. Penembakan itu dilakukan melalui pesawat tak berawak 21 Februari lalu.
Militer AS telah mengakui bahwa para operator yang menjalankan pesawat tak berawak jarak jauh bersalah atas tewasnya 23 warga sipil dalam serangan di Afghanistan itu.
Tentara AS menembakkan misil dan roket terhadap kendaraan sipil di provinsi Uruzgan. Ini terjadi setelah mereka keliru mengira bahwa kendaraan tersebut adalah konvoi pemberontak Taliban.
Laporan investigasi militer atas insiden 21 Februari itu mengatakan, awak operator yang menjalankan pesawat tak berawak itu memberikan laporan yang tidak akurat dan mengabaikan informasi bahwa warga sipil berada dalam konvoi tersebut.
Laporan yang dirilis Sabtu waktu setempat (29/5), menggambarkan pos-pos komando tidak berfungsi dengan baik. Mereka mengaku tidak dapat memberikan informasi kepada para komandan pasukan darat dengan bukti dan analisis bahwa kendaraan tersebut adalah bukan ancaman musuh.
Komandan tertinggi AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChristal, mengatakan, dengan tidak hati-hati dan keliru, tentara AS telah menewaskan atau melukai warga sipil secara sangat menyedihkan. ''Amerika akan berusaha sedapatnya untuk memperoleh kembali kepercayaan rakyat Afghanistan,'' jelasnya.