Rabu 02 Jun 2010 01:44 WIB

PGI Pun Mengecam Tindakan Brutal Israel

Rep: Rahmat Santosa Basarah/ Red: Budi Raharjo
Mahasiswa mengusung bendera Palestina berukuran besar dalam demo mengutuk serangan Israel, Selasa (1/6) di Bundaran HI, Jakarta
Foto: AGUNG SASONGKO/REPUBLIKA.CO.ID
Mahasiswa mengusung bendera Palestina berukuran besar dalam demo mengutuk serangan Israel, Selasa (1/6) di Bundaran HI, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kecaman terhadap aksi brutal yang dilakukan tentara Israel di Kapal Mavi Marmara tak hanya datang dari kalangan umat Islam. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menegaskan bahwa Israel telah bertindak arogan.

''Insiden penyerangan Israel terhadap kapal misi kemanusiaan Mavi Marmara yang telah menelan korban jiwa merupakan pengabaian terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Insiden ini jelas-jelas merupakan suatu tindakan arogansi dan kekejaman Israel yang tidak dapat dibenarkan. Apapun alasannya, tindakan ini telah mencederai upaya-upaya menuju perdamaian Israel-Palestina yang diperjuangkan oleh komunitas internasional,'' tegas Ketua Umum PGI, AA Yewangoe, dalam siaran persnya yang diterima Republika di Jakarta, Selasa (1/6).

Lebih lanjut disebutkan dalam siaran persnya bahwa PGI mengecam penyerangan militer Israel terhadap Kapal Mavi Marmara yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. ''Kami juga mendesak dibentuknya tim investigasi oleh PBB,'' kata Yewangoe.

Sekum PGI, Gomar Gultom, juga mendesak PBB agar memaksa Israel dan Mesir mencabut seluruh blokade terhadap bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. ''Juga meminta pasukan PBB yang bertugas di perbatasan Palestina-Israel mengawasi dan mengawal iring-iringan bantuan kemanusiaan seperti Mavi Marmara, supaya insiden serupa tidak terulang kembali,'' serunya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement