REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES--Kobe Bryant menyimpan dendam pada Boston Celtics. Dua tahun lalu, Bryant dengan LA Lakers-nya dipaksa menyerah di game keenam final NBA 2008. Bryant harus bersabar menuntaskan dendam itu karena setahun kemudian Celtics gagal melangkah ke final setelah dihentikan Orlando Magic.
Kini kesempatan untuk membayar utang kekalahan itu datang setelah kedua tim memastikan tempat di final. Lakers menjinakkan Phoenix Suns, sedangkan Celtics menundukkan Magic, keduanya lewat pertarungan enam game.
Bryant mengaku sangat menantikan final ini. Lakers, katanya, sudah belajar banyak dari kekalahan sebelumnya.
"Final itu mengajarkan kami apa yang harus dilakukan untuk menjadi juara. Kekuatan pertahanan yang mereka mainkan, kegigihan yang mereka tunjukkan, membuat kami belajar banyak dari seri tersebut," kata Bryant seperti dikutip LA Times, Selasa (1/6).
Final ini memunculkan kembali rivalitas panas kedua kedua tim yang sudah berlangsung sejak 1959. Mulai dari Bill Russell dan Bob Cousy di kubu Celtics melawan Elgin Baylor dan Jerry West di Lakers, hingga era Larry Bird dan Magic Johnson. Kini giliran Bryant harus menandingi ketangguhan Big Three milik Celtics: Ray Allen, Paul Pierce, dan Kevin Garnett.
Kedua tim sudah saling bertemu sebanyak 12 kali di final. Celtics masih unggul 9-2. Dua gelar juara yang lepas ke kubu Lakers terjadi di final 1985 dan 1987.
Lakers difavoritkan
Banyak pengamat menjagokan Bryant dan rekannya akan mempersembahkan gelar ke-16 bagi Lakers. Masuknya defender tangguh, Ron Artest, makin kokohnya forward Pau Gasol, dan kondisi center Andrew Bynum yang siap tempur menjadikan Lakers lebih difavoritkan.
Pelatih Celtics, Glen 'Doc' Rivers, mengakui timnya bakal lebih sulit untuk meraih prestasi serupa seperti dua tahun lalu. "Mereka sekarang punya Artest. Kobe tidak perlu lagi menghabiskan energi terlalu banyak untuk bertahan dan bisa fokus mencetak poin," katanya.
Doc boleh merendah. Sebab permainan Celtics juga semakin menawan sepanjang playoff ini. Dua tim kuat, Cleveland Cavaliers dan Magic, dipaksa mengubur impian untuk meraih gelar juara musim ini.
Celtics dinilai punya keseimbangan yang baik di semua lini. Perpaduan dua pemain muda dan tiga pemain berpengalaman membuat Celtics sulit dirobohkan.
Pengamat sekaligus komentator pertandingan NBA di Jak TV, Toto Sudarsono, adalah salah seorang yang menjagokan Celtics. Bagi Toto, julukan Big Three bagi Allen, Pierce, dan Garnett sudah saatnya direvisi.
"Sekarang kekuatan Celtics sudah menjadi Big Four dengan perkembangan pesat point guard Rajon Rondo. Statistik menunjukkan empat pemain ini selalu mencetak angka di atas 60 sepanjang playoff," kata Toto.
Kelemahan Celtics, kata Toto, terletak di pemain cadangan. Bench Celtics musim ini dinilainya tidak sekuat dua tahun lalu. Namun ia tetap percaya Celtics bisa menahan laju Lakers. "Pertarungan pasti sangat ketat, bisa 4-2 atau 4-3 bagi Celtics," kata Toto.
Berbeda dengan Toto, Fictor Gideon Roring, pelatih Satria Muda Britama, menjagokan Lakers. Menurutnya Lakers jauh lebih berbahaya dibandingkan dua tahun lalu.
"Sulit bagi Celtics menahan Bryant dan Gasol. Sebaliknya, kedatangan Artest membuat pertahanan Lakers makin solid. Pierce dan Allen tidak bisa leluasa mencetak poin seperti sebelumnya," kata Fictor.
Semua punya pilihannya masing-masing. Anda pilih siapa?