REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Presiden Iran, Mahmoud Amhadinejad, pekan ini sedang menuju ke Cina untuk membahas ancaman sanksi-sanksi baru Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atas program nuklir Teheran yang kontroversial, menurut televisi negara dalam laporannya Senin. Laporan itu mengatakan, Ahmadinejad akan menghadiri Expo Shanghai 2010, namun juga akan bertemu dengan para pejabat tinggi Cina, guna membahas program nuklir Iran, ancaman sanksi-sanksi dan kesepakatan tukar bahan bakar untuk reaktor riset Teheran yang diprakarsai Brazilia dan Turki.
Negara-negara Barat dan Amerika Serikat mencurigai Iran mengembangkan persenjataan nuklir di balik kedok program nuklir untuk keperluan sipilnya. Telah berkali-kali Teheran menegaskan, bahwa program nuklirnya untuk keperluan damai, guna mencukupi kebutuhan listrik rakyatnya.
AS dan negara-negara Barat saat ini sedang membujuk beberapa negara untuk mendukung prakarsanya, sanksi berat Dewan Keamanan PBB untuk Iran, termasuk membujuk Rusia dan Cina, dua negara anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto. Para petinggi Iran menegaskan, seperti negara lain Teheran berhak untuk memiliki dan mengembangkan program nuklir untuk keperluan damainya.