REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Israel pada hari Senin (7/6) mengemukakan, akan melakukan penyelidikan sendiri dalam kasus penyerbuan kapal bantuan Mavi Marmara ke Gaza. Sebelumnya, Israel menolak usul PBB tentang penyelidikan internasional dalam kasus tersebut.
Menteri Pertahanan Ehud Barak kepada parlemen mengemukakan bahwa "kami berencana untuk melakukan penyelidikan terhadap peristiwa itu".
Ehud Barak mengemukakan hal itu untuk menanggapi mosi tidak percaya parlemen atas penyerbuan tanggal 31 Mei tersebut.
Barak tidak merinci lebih jauh tentang penyelidikan yang menurut media Israel sedang berlangsung dan sebagian di antaranya dilakukan dengan koordinasi Washington dengan tujuan memenuhi tuntutan negara-negara barat untuk mencari tahun mengapa ada sembilan tewas dalam penyerbuan itu.
"Saluran Satu", stasiun televisi milik pemerintah, mengemukakan bahwa para anggota kabinet tidak menginginkan komisi penyelidikan dengan wewenang penuh.
Barak juga mengemukakan bahwa Israel juga sedang berusaha dengan berbagai cara untuk menyudahi blokade terhadap Jalur Gaza yang sudah berlangsung empat tahun.
Dia mengemukakan penyelidikan tersebut terpisah dari penyelidikan yang dilakukan militer. Barak juga mengemukakan akan menelusuri apakah blokade terhadap Gaza dan penyerbuan kapal bantuan "sudah sesuai standard hukum internasional."
"Sejak peristiwa itu, kami mendengar dan membaca berbagai pernyataan dan pertanyaan dan sudah pasti kita harus mendiskusikan berbagai hal...di antaranya adalah cara-cara yang sama seperti tujuan blokade tersebut, dan menghindari friksi," katanya.
Menurut Barak, "Tidak ada krisis kemanusiaan atau kelaparan di Gaza."