Kamis 10 Jun 2010 01:57 WIB

Abdul Manan Kembali Pimpin Hidayatullah

Rep: yusuf assidiq/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR--Abdul Mannan terpilih kembali menjadi ketua umum dewan pengurus pusat Hidayatullah periode 2010-2015 pada Munas ke 3 di Asrama Haji Sudiang, Makassar. Adapun Hamim Tohari ditetapkan sebagai wakil ketua. Keduanya terpilih secara aklamasi.

Proses pemilihan berlangsung sejak Selasa (8/6) petang. Sebelumnya, ditetapkan tiga kandidat ketua, yakni Abdul Mannan, Abdul Aziz Qahhar, dan Hamim Tohari. Pemilihan ketua kemudian dilakukan dalam sidang formatur yang berjumlah 42 orang.

Lewat musyawarah mufakat, akhirnya pada Rabu (9/6) dinihari, tim formatur mengamanahkan Abdul Mannan untuk memimpin Hidayatullah untuk periode kedua, dan Hamim Tohari sebagai wakil ketua umum. Sementara Abdul Aziz Qahhar menjadi Ketua Dewan Syuro.

Pelantikan pengurus baru dilakukan pada paripurna Munas, Rabu (9/6) pagi. Saat pidato pengukuhan, Abdul Mannan menegaskan akan meneruskan visi Hidayatullah membangun peradaban Islam demi mewujudkan Indonesia lebih bermartabat. "Inti dari peradaban itu yakni iman, ilmu dan amal," tegasnya.

Ketiganya menjadi dasar penguatan program pendidikan, dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat. "Ini merupakan program jangka panjang," tutur dia. Fokus bidang pendidikan yakni peningkatan kualitas intelektual warga Hidayatullah. Pencapaiannya melalui pendidikan formal dan informal yang telah berjalan di organisasi.

Saat ini, Hidayatullah memiliki tiga perguruan tinggi yaitu sekolah tinggi ilmu syariah di Balikpapan, ilmu agama Islam di Surabaya, dan ilmu ekonomi di Depok. "Siswa terus dibina kualitas keilmuannya agar mampu berkontribusi di tengah masyarakat," papar Abdul Mannan. Di sisi lain, para lulusan juga dipersiapkan untuk dikirim sebagai kader dai ke wilayah terpencil. Mereka akan bertugas membina akidah umat. Hidayatullah sudah mencetak sekitar 422 kader dai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement