Jumat 11 Jun 2010 03:38 WIB

Polisi Dinilai Lamban Tangkap Penyebar Video Mesum

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Endro Yuwanto
Hindari pornografi.
Hindari pornografi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Polisi dinilai lamban menangkap penyebar video mesum yang diduga diperankan Ariel 'Peterpan', Luna Maya, dan Cut Tari. Seharusnya, polisi mengoptimalkan para ahli IT-nya.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan, video tersebut meresahkan anak-anak dan remaja. ''Mereka hanya tertawa-tawa saat mengetahui video tersebut,'' ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (10/6).

Arist mengatakan, tawa tersebut bukanlah kebahagiaan tetapi mengindikasikan kehancuran moral. Bagaimana tidak, tambahnya, mereka tertawa karena menyaksikan video mesum yang diduga diperankan figur publik.

Arist mengungkapkan, sudah banyak anak-anak dan remaja yang mengunduh film itu. Selain itu, semakin banyak pula video mesum yang diunduh. Diduga video mesum yang diperkirakan diperankan Ariel itu berjumlah lebih dari 30. Durasinya lebih dari lima menit. Rekaman video mesum tersebut juga diduga amatir.

Ketua Komnas PA itu mengatakan, kalau terus dibiarkan, maka akan semakin bertambah anak-anak dan remaja yang menyaksikannya. Mereka akan mudah tertarik akan hal-hal baru. ''Video mesum itu juga termasuk hal baru,'' ungkapnya. Sebab, itu menjadi pembicaraan banyak orang.

Namun demikian, Arist menegaskan itu bukanlah hal baru yang positif. Dia mengatakan akan sangat buruk dampaknya bagi perkembangan moral jika mereka mendapatkan hal baru seperti itu.

Arist mengatakan, polisi harus segera menangkap penyebarnya. Sebab, dari si penyebar, polisi bisa mendapatkan keterangan lebih jelas seputar video mesum tersebut.

Ketua Himpunan Masyarakat Tolak Pornografi, Azimah Soebagijo, saat dihubungi Republika mengatakan, penyebar video mesum, harus segera ditangkap. ''Dia sudah meresahkan masyarakat luas,'' tuturnya. Hampir di setiap pembicaraan sehari-hari masalah itu selalu didiskusikan.

Azimah menilai kinerja polisi masih harus ditingkatkan untuk menangani kasus ini. ''Harus lebih proaktif,'' jelasnya.

Bagi Azimah, kasus ini tidak boleh terus-menerus dibiarkan berlarut. ''Bahkan anak-anak pun ikut membicarakan itu,'' ungkapnya. Dia menilai hal tersebut mengancam pertumbuhan moral anak. ''Anak-anak juga sudah banyak yang mengunduh video itu,'' ungkapnya dengan prihatin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement