REPUBLIKA.CO.ID PRESTON, INGGRIS--Sentimen terhadap Islam belum surut dari daratan Negeri Albino. Kini ulah giliran dilakukan seorang warga Preston sekaligus kader Partai Nasional Inggris (BNP). Anthony Bamber, 54 tahun, mencetak dan menyebarkan dokumen bernada menyulut kebencian terhadap Islam.
Tulisan dalam Brosur menuduh Muslim bertanggung jawab dalam peredaran obat bius yang diimpor dari Pakistan dan Afghanistan. Terdapat pula kalimat yang menuntut para penganut Islam "meminta maaf dan membayar kompensasi" terhadap perdagangan ilegal tersebut.
Kasus itu telah bergulir ke sidang pengadilan dengan tersangka si warga Preston tadi. Dalam pengadilan, Anthony meyangkal telah menyebarkan brosur bermaterikan hasutan kebencian terhadap agama tersebut.
Penuntut, diwakili oleh David Perry QC, memberi pernyataan dalam sidang bahwa Anthony, yang tinggal di kawasan Greenbank, Preston, menyasar orang-orang di Lancashire, Cumbria, Manchester dan Yorkshire, North dalam penyebaran brosur yang dilakukan antara Maret hingga November, 2008 silam. "Kasus ini menyangkut pernyataan kebencian," ujar David.
Tujuan dari kalimat-kalimat dan brosur tersebut, kata penuntut, adalah untuk menimbulkan rasa benci terhadap Islam. "Kebencian itu tidak hanya diarahkan pada konsep semata, namun juga penganut Islam--yakni Muslim,"
Pada Maret 2008 lalu, Anthony dan seorang pria lain berbicara kepada polisi terkait tujuan kedatangaan ke Barnoldswick, Lanchashire, yaitu untuk menyebarkan brosur dari tangan ke tangan. Informasi tersebut terungkap pula dalam persidangan.
Brosur berbunyi bahwa 90% heroin yang diperdagangkan di Inggris datang dari Pakistan dan Afghanistan dan merupakan "kejahatan terhadap kemanusiaan". Isi brosur juga menambahkan Muslim adalah "pihak yang hampir bertanggung jawab sepenuhnya atas produksi, transportasi dan penjualan
Kepada Juri, penuntut menyampaikan, bahkan isi brosur juga mengatakan perdagangan tersebut "menyebabkan penderitaan lebih jauh ketimbang perbudakan yang pernah ada" dan mengakibatkan jutaan kematian dini.
Muslim, menurut kesimpulan brosur, harus dituntut atas kejahatan mereka dengan kecaman demi membasmi perdagangan yang terjadi,
Ironisnya, brosur tersebu dilabeli sebagai hasil publikasi Sekelompok Preston yang "berkomitmen terhadap perlawanan demokratik tanpa kekerasan" dan dibentuk sebagai penghormatan batalion Perang Dunia I
David mengatakan organisasi tersebut sama sekali tak memiliki kaitan dengan brosur tersebut. Sedangkan tujuan penyebaran brosur tersebut sangat jelas. "Tidak diragukan lagi, ia dimaksudkan untuk memunculkan efek dramatis, memaksakan orang berimajinasi dan berkata "lihat apa yang orang-orang ini lakukan, mereka semua kriminal."
Ia juga menyatakan pesan keseluruhan dalam brosur menyatakan Muslim adalah pembunuh kaum muda di Inggris, sehingga mereka sendiri harus dibuat membayar dan tugas anda untuk membuat mereka membayar. Mereka adalah penjajah.
Pada Juni 2008, kepala sekolah Sedbergh, di Cumbria menerima sebuah amplop cokelat besar yang berisi setumpuk surat bertuliskan tuduhan dengan kalimat senada. Materi serupa juga dikirimkan ke dua pengacara lokal di Manchester dan juga beberapa warga di Lytham dan Eccleston, Lancashire dan Harrogate, North Yorkshire, demikian informasi diungkap dalam persidangan.
Sang tersangka, Anthony, yang mewakili dirinya sendiri, menyangkal tujuh dakwaan atas mendistribusikan material tertulis bersifat mengancam yang dimaksud untuk menghasut kebencian beragam. Sidang tersebut dijadwalkan akan berlangsung hingga dua pekan mendatang.