Jumat 18 Jun 2010 06:24 WIB

ICMI: Perlu Ide Besar Membangun Peradaban

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Perkembangan yang terjadi di Indonesia saat ini membutuhkan adanya ide besar yang mampu membangun peradaban positi. Hal itu bisa dicapai dengan gerakan-gerakan aktif dalam merumuskan ide menuju Indonesia baru.

Demikian disampaikan tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Adi Sasono, ketika bersilaturahim ke Harian Umum Republika, Kamis (17/6). Adi didampingi oleh beberapa tokoh ICMI lain yang berkiprah di berbagai bidang.

"Negara ini mengalami situasi ketidakwarasan kolektif," kata Adi menegaskan. Menurut dia, ketidakwarasan kolektif itu harus dihilangkan dengan membangun peradaban baru. Hal itu, kata dia, salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan.

Adi menganggap kepemimpinan sangat menentukan arah peradaban bangsa. Dia mengatakan, keislaman harus bisa meningkatkan kualitas kepemimpinan. "Bukan keislaman anda yang membuat anda jadi pemimpin, tapi kualitas. Islamlah yang meningkatkan kualitas," kata Adi menegaskan.

Menurut Adi, keislaman itu harus menjadi nasionalis kerakyatan. "Itu harus jadi dasar anda berkuasa," kata dia. Melalui konsep itu bisa lahir ide-ide besar. Pemimpin, kata Adi, tidak akan berhasil jika tidak memiliki ide alternatif.

Pada bidang politik, Adi menilai politik harus diubah kembali menjadi mulia dan beradab. Hal itu perlu upaya yang keras. "Jangan menyebabkan politik kita menjadi politik yang dangkal," kata dia.

Dalam silaturahim itu juga disepakati adanya diskusi rutin yang diikuti oleh tokoh-tokoh ICMI untuk membahas berbagai isu strategis. Diskusi itu jadi bagian dari upaya untuk merumuskan ide besar. "Teman-teman didorong untuk menulis, buku atau artikel," katanya.

ICMI berencana menggelar Muktamar V pada Desember 2010. Pada pertengahan April 2010, pengurus ICMI bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden diminta untuk membuka langsung Muktamar V ICMI sekaligus peringatan 20 tahun ICMI.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement