Rabu 30 Jun 2010 18:31 WIB

Aktivis Yordania Ditolak Masuk Gaza

REPUBLIKA.CO.ID,AMMAN--Sekelompok anggota Uni Perdagangan Yordania yang gagal untuk menembus blokade Jalur Gaza kembali pulang pada Selasa, setelah Mesir menolak memberikan ijin masuk kepada kelompok itu melalui perbatasan rafah."Kami memutuskan untuk kembali ke Yordania setelah Mesir menolak untuk memberi kami ijin," kata Ahmad Armuti, pimpinan delegasi dan presiden dari dewan uni perdagangan itu seperti dilaporkan AFP.

"Kami menghubungi pihak berwenang beberapa kali namun kami gagal mendapatkan alasan dibalik keputusan mereka," katanya. Sebelumnya Alaa Borqan, yang bertanggung jawab pada hubungan publik di uni perdagangan itu, mengatakan bahwa 12 orang anggota kelompok itu termasuk para wartawan yang meninggalkan Rafah pada Sabtu.

Mereka tidak membawa apa-apa namun solidaritas bagi rakyat Gaza, katanya. Dia menambahkan bahwa uni itu telah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Mesir Ahmed Nazif, mendesak dia untuk mengijinkan delegasi itu masuk. Borqan mengatakan Mesir memberikan ijin masuk bagi delegasi Lebanon pada Senin, "dan kami memiliki informasi bahwa kelompok dari Malaysia akan memasuki Jalur (Gaza) hari ini."

Namun, pihak berwenang Mesir beralasan bahwa penolakannya pada kelompok tersebut untuk memasuki Gaza berdasarkan fakta jika kelompok itu tidak  memberikan pemberitahuan awal tentang kedatangannya.

"Masuknya delegasi dan bantuan tidak diijinkan tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan pihak berwenang Mesir," kata seorang petugas keamanan.

Petugas Keamanan "terkejut melihat delegasi Yordania tiba di perbatasan tanpa kesepakatan awal," tambah dia, mengkonfirmasi bahwa sebuah kelompok dari Lebanon telah memasuki Gaza setelah memperoleh lampu hijau dari Mesir. Front Aksi Islamik Yordania, partai oposisi utama, mendesak Mesir dalam pernyataan onlinenya untuk "membantu semua yang ingin meringankan penderitaan rakyat Palestina di Gaza".

Kawasan Palestina yang memiliki rakyat berjumlah 1,5 juta orang itu berada di bawah cengkeraman blokade Israel setelah gerilyawan menahan seorang prajurit Israel dalam penyergapan lintas batas pada 2006. Israel memperketat cengkeramannya setelah gerakan Islam Hamas mengambil alih kendali pada Jalur Gaza di tahun berikutnya.Perbatasan Rafah di Gaza hanya dilalui oleh pelintas Israel.

Mesir, yang membangun sebuah penghalang baja bawah tanah untuk menghentikan penyelundupan barang dan senjata ke Gaza melalui jalur-jalur terowongan bawah tanah, telah menjaga sebagian besar Rafah tetap tertutup, dan hanya membukanya untuk sejumlah alasan kemanusiaan dalam dua hari setiap pekan.Namun awal bulan ini Presiden Mesir Hosni Mubarak memerintahkan pembukaan perbatasan setelah sebuah penyergapan mematikan yang dilakukan Israel pada kapal bantuan kemanusiaan yang menuju Jalur Gaza.

sumber : ant/AFP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement