REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO--Polisi bentrok dengan pengunjuk rasa yang dipimpin oleh seorang menteri kabinet Sri Lanka, Selasa (6/7). Unjuk rasa dilakukan di depan kantor PBB yang bertujuan untuk meminta Sekjen PBB, Ban Ki Moon, menindak para penjahat perang.
Menteri Jasa Rekayasa dan Konstruksi Srilangka sekaligus seorang sekutu nasionalis, Wimal Weerawansa, memimpin ratusan orang masuk ke pintu masuk markas PBB di ibukota Sri Lanka, Kolombo.
"Kami akan terus sampai mati hingga panel utusan PBB ditarik oleh Ban Ki Moon," kata Weerawansa di tengah kerumunan demonstran.
Para demonstran meneriakkan kekecewaan dan membakar sebuah patung Ban Ki Moon. Sebuah tulisan di papan besar di depan kantor pusat PBB mengatakan, "Ban Ki Moon boneka AS".
Polisi tidak tinggal diam. Mereka mengatur barisan supaya staf PBB bisa pergi meninggalkan kantor. Namun, hal tersebut membuat para pengunjuk rasa marah dan kemudian bentrokan dengan polisi tidak bisa dihindarkan. Seorang mantan legislator yang bersekutu dengan Weerawansa terluka dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Unjuk rasa tersebut dilatarbelakangi oleh kekecewaan pemerintah Sri Lanka terkait dengan pertemuan antara Ban Ki Moon dengan Panel PBB yang berisi tiga orang anggota pada 22 Juni 2010 lalu.