Sabtu 10 Jul 2010 05:03 WIB

Samarkand, Arsitektur Islam yang Memikat Jiwa

Interior Tilla kari
Interior Tilla kari

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Uzbekistan, Islam Karimov, benar. Kota Samarkand betul-betul memikat jiwa. Siapapun yang telah melihat kota terbesar ketiga di Uzbekistan ini rasanya ingin kembali ke kota itu. ''Begitu Anda melihat kota ini sekali, maka akan bermimpi untuk melihatnya lagi,'' begitu ujar Islam Karimov suatu ketika.

Samarkand merupakan kota yang terletak di bagian tengah negara itu. Kota ini berdiri sejak 700 SM. Namun, kota ini mulai berkembang pesat ketika menjadi pusat Dinasti Timurid. Adalah Timur Lenk (1370 M-1405 M) yang mengawalinya. Pada 10 April 1370, Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai pemimpin dan penguasa tunggal atas daerah kekuasaan Dinasti Chaghatayi.

Dia pun membentuk Dinasti Timurid yang berpusat di Samarkand. Timur Lenk dikenal sebagai tokoh yang memiliki perhatian besar dalam penyebaran ajaran Islam. Itulah sebabnya dia didukung para ulama. Lahir di Kota Kish, sebelah selatan Samarkand, dia adalah anak gubernur di wilayah yang terletak di antara Sungai Amudarya dan Sungai Sydarya di Asia Tengah. Timur Lenk masih keturunan Jengiz Khan.

Peninggalan Dinasti Timurid tersebar di Samarkand. Bangunan-bangunan tua dengan arsitektur yang begitu Islami dengan megahnya menghiasi kota itu. Mereka menjadi saksi kejayaan Islam di masa lampau. Dan sebagai simbol kejayaan yang luar biasa bisa terlihat dari Kubah Pirus Samarkand.

Lihatlah Registan Square, sebuah pusat kota tradisional yang tak henti mengundang decak kagum. Di tempat itu terdapat tiga bangunan yang menjadi peninggalan Ulugh Beg yakni, Madrasah Ulugh Beg, Sherdor, dan Tilla Kari. Madrasah itu adalah perguruan tinggi zaman dulu. Tempat bersejarah lainnya adalah Mausoleum of Tamerlane.

Pantas bila Samarkand kerap disanjung melalui puisi dan dirindui para pelancong. Dinasti Timurid merentang selama lebih seabad. Di masa Mahmud bin Abu Said (1449 M–1450 M), kekuasaan dinasti di Samarkand ini berakhir yang ditandai dengan bergantinya penguasa ke tangan bangsa Uzbek.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement