REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PB NU) menyiapkan kadernya untuk para transmigran. Hal itu tertuang dalam nota kesepahaman antara PB NU dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Dalam kesepakatan itu, PB NU menyiapkan 30 dai untuk satu Kota Terpadu Mandiri (KTM). Total terdapat 44 KTM di seluruh Indonesia hingga tahun ini.
Ketua Umum PB NU, KH Aqil Siradj mengatakan dirinya sangat mendukung langkah-langkah pemerintah terkait langkah tersebut. Aqil yang melakukan penandatanganan secara langsung dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar mengatakan hal itu dapat mempererat hubungan antara PBNU dan pemerintah.
Muhaimin mengatakan, Kemenakertrans dan PBNU membidik kelompok pengangguran atau setengah pengangguran dan masyarakat kawasan transmigrasi yang memiliki potensi. Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan dapat mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah yang mereka miliki.
Kerjasama ini akan diintegrasikan dengan program pelatihan kewirausahaan yang telah dilaksanakan oleh Kemenakertrans. Pada tahun 2010 Kemenakertrans menargetkan pelatihan kewirausahaan bagi 10. 000 orang pencari kerja dan 15.000 masyarakat transmigrasi. “Pelatihan yang dilakukan akan melibatkan peran serta Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia. Diantaranya adalah pelatihan otomotif, bangunan, mekanik, ahli elektronik, las listrik, perkayuan, pabrik makanan dll,” kata Muhaimin.
“Ruang lingkup MoU ini meliputi pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dan dunia usaha dengan jangka waktu 5 tahun “ kata Menakertrans. Selain itu kedua pihak akan bekerja sama memberikan pembinaan penempatan tenaga kerja dan hubungan industrial serta pengawasan dan bantuan teknis. Bantuan tersebut berupa pendampingan bagi pencari kerja dan masyarakat di kawasan transmigrasi.
Sementara itu, Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi, Djoko Sidik Pramono mengatakan hal ini adalah salah satu bentuk tujuan pembentukan KTM. "Yaitu memberikan pusat pelatihan pendidikan bagi masyarakat di KTM," ujarnya. Saat ini, terdapat empat KTM yang sudah mempunyai dai sekaligus pesantrennya. Kesemuanya di daerah Lampung.
Djoko mengatakan, pemerintah mengalokasikan 50 miliar Rupiah per KTM. "Itu sudah termasuk biaya mendatangkan dai dan pembangunan pesantren atau islamic center," bebernya.