REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tak hanya indah, bangunan Kompleks Benteng Merah juga memiliki nilai historis yang panjang. Benteng itu menjadi saksi sejarah berakhirnya Dinasti Mughal atau Moghul dan para penguasa India.
Di benteng yang didirikan oleh Sultan Shah Jahan pada 1638 itu, Dinasti Mughal yang telah menguasai India selama tiga abad berakhir. Alkisah, di masa Sultan Bahadur Shah Zafar, peristiwa itu terjadi. Inggris berhasil menggulingkan kekuasaan Sultan setelah peristiwa pemberontakan Sepoy yang terjadi pada 1857. Bahkan, Sultan Bahadur juga diadili di Benteng Merah.
Shah Jahan mendirikan benteng itu sekaligus berfungsi sebagai istana dan taman. Usai kematian istrinya, Mumtaz Mahal, Sultan yang mulai berkuasa tahun 1628, memindahkan pusat pemerintahannya dari Agra ke Delhi. Ia pun kemudian membangun kota baru, Shahjahanabad (kini Old Delhi), dan mendirikan istana barunya di kota yang terlatak di antara Perbukitan Aravalli dan Sungai Yamuna.
Benteng Merah atau Red Fort atau Lal Qila ini dibangun selama 10 tahun dan kini terletak di jalan Netaji Subhash Marg dan Mahatma Gandhi Marg di wilayah Kota Delhi. Di dalam kompleks benteng yang pada tahun 1857 sempat dirusak pasukan Inggris dan direstorasi pada 1903 itu terdapat bangunan istana raja yang berhiaskan aneka lukisan dan ornamen kaca, paviliun, tempat ibadah, jalanan lebar, pasar, tempat tinggal istri dan selir raja, dan taman.
Dinamakan Benteng Merah karena dinding raksasanya bermaterialkan batu pasir merah yang melingkupi kedelapan sisinya. Dinding itu memanjang dari ujung kota Shahjanabad dengan panjang seluruhnya 2,5 kilometer dan tinggi bervariasi antara 16 meter hingga 33 meter. Benteng ini merupakan simbol kecemerlangan arsitektur dan kekuasaan Dinasti Mughal. Bangunannya memperlihatkan hasil karya seni tingkat tinggi peninggalan Kesultanan Mughal.
Semua bangunan di kompleks benteng yang dikelilingi 14 gerbang itu bergaya arsitektur khas Mughal dan merupakan komplek istana bergaya Mughal terbaik pada masa puncak kejayaan Shah Jahan. Karya seni yang terdapat pada keseluruhan bangunan benteng merupakan sintesis dari karya seni Persia, Eropa dan India. Di tangan para seniman Kerajaan Mughal, perpaduan ketiga karya seni tersebut menghasilkan sebuah gaya arsitektur baru yang unik serta sangat kaya dalam bentuk, ekspresi dan warna. Gaya arsitektur baru tersebut yang dikenal sebagai gaya Shahjahani.
Benteng Merah memiliki dua pintu gerbang, Lahore Gate dan Delhi Gate. Begitu pengunjung memasuki Lahore Gate yang merupakan pintu utama, terdapat Mina Bazaar atau dikenal juga dengan nama Chatta Chowk, yang merupakan pasar kecil serba ada pada masa itu. Kemudian terdapat Naubat Khana atau ruang musik yang memiliki empat lantai.
Selama di bawah kekuasaan Inggris, kompleks Benteng Merah mengalami alih fungsi. Pada periode ini, benteng ini digunakan sebagai markas besar Angkatan Darat Kerajaan Inggris Raya. Bahkan setelah India memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1947, kompleks Benteng Merah tetap berada di bawah kendali Angkatan Darat India hingga tahun 2003. Baru pada bulan Desember 2003, Angkatan Darat India menyerahkan pengelolaan Benteng Merah kepada Departemen Pariwisata India.
Di era modern benteng ini juga punya nilai sejarah tinggi. Di mana di Lahore Gate yang merupakan pintu gerbang utama benteng tersebut, Pandit Jawaharlal Nehru memproklamasikan kemerdekaan India pada 15 Agustus 1947. Dan, sejak saat itu pada setiap tahun, pada tanggal yang sama Presiden India membacakan pidato kenegaraannya di Lahore Gate.