Senin 02 Aug 2010 18:07 WIB

Aktivis Kemerdekaan Puerto Riko Meninggal di Usia 89 Tahun

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, SAN JUAN--Lolita Lebron, seorang aktivis kemerdekaan Puerto Riko yang menghabiskan 25 tahun di penjara karena berpartisipasi dalam serangan senjata di Kongres AS, setengah abad yang lalu, meninggal pada Ahad (1/8). Dia meninggal pada usia 89 tahun.

Menurut Fransisco Torres, Presiden dari Partai Nasionalis Puerto Riko, Lebron meninggal di sebuah rumah sakit di San Juan setelah dirawat berulang kali dalam beberapa bulan terakhir akibat komplikasi dari penyakit pernapasan.

LeBron adalah seorang tokoh terkemuka dalam gerakan nasionalis kecil, tapi memiliki semangat yang besar dan berpengaruh di wilayah Amerika.

"Lolita adalah ibu dari gerakan kemerdekaan. Ini adalah kerugian," ujar Maria de Lourdes Santiago, anggota senat Pulau Karibia dari Partai Kemerdekaan Puerto Riko.

LeBron lahir 19 November 1920, di Lares, di barat daya Puerto Rico. Setelah dewasa, ia pindah ke New York yang tergabung dalam migrasi massal dari pulau itu ke Amerika Serikat selama 1940-an. Di sana, dia mengembangkan pandangan nasionalis dan menjadi pengikut pemimpin gerakan Albizu Pedro Campos.

Pada 1954, LeBron dan tiga nasionalis lainnya masuk US Capitol melepaskan tembakan dengan sebuah pistol otomatis dari sebuah galeri di lantai atas penonton ke lantai yang dipenuhi oleh anggota senat. Mereka menembakkan hampir 30 tembakan dan membentangkan sebuah bendera Puerto Rico dan LeBron yang bertuliskan "Kemerdekaan untuk Puerto Riko."

Tidak ada yang tewas dalam serangan itu, tapi lima wakil AS luka-luka, termasuk satu anggota kongres yang ditembak di dada.

Setelah peristiwa itu, LeBron mengatakan bahwa dia tidak pernah berniat membunuh siapapun. Namun, ia tetap menerima hukuman penjara yang sangat lama.

Pada 1979, Presiden Jimmy Carter memberi mereka grasi sehingga mereka bisa menghirup udara kebebasan lagi.

Setelah bebas, LeBron Kembali ke Puerto Rico. Pada saat itu, Lebron terus menghadiri rapat umum politik di pulau, di mana gerakan kemerdekaan tidak mendapat dukungan penuh dari rakyat. Sebagian besar orang di Puerto Rico mendukung mereka menjadi negara bagian AS atau mempertahankan status semiotonom, seperti yang mereka miliki sekarang.

LeBron kembali berulah, pada 2001, ia ditangkap pada usia 81 saat ia dan lima orang lainnya memotong pagar di pulau tetangga Vieques untuk memprotes kematian seorang penjaga keamanan warga sipil pada 1999 yang disebabkan karena kasus salah sasaran tembak saat sebuah bom dijatuhkan pada latihan Angkatan Laut AS. Akibat ulahnya tersebut, Dia dijatuhi hukuman 60 hari di penjara karena masuk tanpa izin.

sumber : ap
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement