REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah baru sanggup memetakan sekitar 500 titik situs kapal karam di seluruh Indonesia. Padahal dari catatan sejarah, ada puluhan ribu kapal yang berlayar menuju perairan Indonesia.
Hal ini mengemuka dalam 'Seminar Warisan Budaya Bawah Air : Apakah Harus Dilelang?' yang berlangsung di Museum Nasional, Rabu (3/8) pagi. Dirjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Budaya, Harry Oentoro Dradjad, mengatakan pemerintah baru memetakan 463 titik kapal karam.
Sementara dari sejumlah dokumen sejarah lintas negara, perairan Indonesia merupakan jalur perdagangan internasional. ''Sejarawan Cina menyatakan ada catatan sebanyak 30 ribu kapal Cina yang meninggalkan pelabuhan tapi tak pernah kembali. Diperkirakan kapal-kapal itu karam di wilayah Asia Tenggara,'' ungkap Harry.
Data dari Unesco menyebutkan ada lima juta titik situs bawah air di seluruh dunia. Lokasi terbanyak ada di Asia Tenggara. Data Unesco juga mengungkapkan, ada 500 titik situs kapal karam di Indonesia.
Harry mengatakan, pemerintah terus berusaha mendata situs bawah air. Dalam revisi UU Benda Cagar Budaya yang saat ini tengah berlangsung, pemerintah memasukkan aset bahari dalam cagar budaya. Pemerintah juga akan melibatkan lebih serius pemerintah daerah untuk mengelola aset bahari.