Jumat 06 Aug 2010 19:50 WIB

Banjir Pakistan Kian Meluas, Ribuan Warga Terjebak

Sebuah desa terendam banjir di Kot Addu, Pakistan.
Foto: AP
Sebuah desa terendam banjir di Kot Addu, Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD--Banjir di Pakistan kian meluas. Banjir di sepanjang daerah aliran sungai Indus telah mencapai wilayah tengah dan selatan negeri itu. Warga makin frustasi karena bantuan seringkali datangnya terlambat atau malah tidak datang sama sekali.

 

Puluhan ribu warga mengungsi dan meninggalkan tempat tinggalnya dengan sisa tenaga mereka. Banyak dari mereka terlihat menggendong anak-anak atau memanggul orang tuanya. Saat ini banjir di Pakistan juga meluas ke provinsi Punjab di wilayah tengah dan provinsi Sindh di Pakistan selatan.

Sekitar empat juta warga Pakistan kini terkena dampak bencana banjir bandang, terutama di sepanjang daerah aliran sungai Indus. Menurut keterangan resmi hari Kamis (05/08), lebih dari 1.600 orang meninggal dunia akibat banjir tersebut.

Diperkirakan setengah juta warga sudah dievakuasi dari dataran rendah di wilayah selatan dan tenggara Pakistan. Sementara ratusan desa berikutnya terancam banjir, demikian dinyatakan pemerintah provinsi Sindh. Lahan luas pertanian saat ini sudah terendam air. Militer sudah mengerahkan bala bantuan dengan 450 perahu karet dan 40 helikopter. Jalanan yang hancur dan jembatan yang putus mengakibatkan terputusnya akses menuju berbagai wilayah.

Kepala satuan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa Manuel Bessler, melaporkan bahwa banyak wilayah yang hanya bisa dicapai dengan transportasi udara. "Barang bantuan dari luar negeri tidak jarang memerlukan waktu lebih lama untuk bisa mencapai wilayah bencana," ujarnya. Program Pangan Dunia PBB, WFP, memulai jembatan udara berikutnya dengan helikopter di wilayah lembah Swat yang mengalami kerusakan hebat.

Kepada Deutsche Welle, juru bicara Komisi Palang Merah Internasional Michael O'Brien mengatakan, "Dalam situasi saat ini, saya pikir sangat sulit untuk mengetahui daerah mana yang memerlukan bantuan. Banjir minggu lalu telah merusakkan semua infrastruktur dan sangat tidak mungkin untuk mencapai lokasi bencana."

Di tengah kekacauan karena korban yang terkena dampak banjir sangat banyak, pemerintah di Islamabad dan aparat berwenang dihujani kritik tajam. Panglima komando provinsi Punjab, Jenderal Nadir Zeb, membela diri dengan mengatakan, banyak korban tidak menghiraukan peringatan sebelum terjadinya banjir. Warga baru menyadari bahwa mereka dalam bahaya ketika air sudah mencapai desa dan kota.

sumber : Deutsche Welle
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement