Sabtu 07 Aug 2010 06:38 WIB

Anas: Demokrat Bukan Partai Pengecam Tanpa Solusi

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Anas Urbaningrum
Foto: Antara
Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menegaskan bahwa partai politik yang dipimpinnya bukan pengecam dan oposisi, melainkan sebagai partai yang berperan mengoptimalkan perubahan masyarakat yang lebih baik.

''Demokrat tidak dirancang sebagai partai pengecam, terutama terhadap kepala daerah yang diusung partai lain. Tetapi, bagaimana mengambil peranan dalam mengoptimalkan kinerja pemerintah,'' ujar Anas dihadapan ratusan kader Partai Demokrat Provinsi Riau, di Pekanbaru, Jumat (6/8).

Pernyataan itu disampaikan Anas Urbaningrum ketika memberikan sambutan dan arahan sebelum membuka Musyawarah Daerah II Partai Demokrat Provinsi Riau yang dihadiri jajaran pengurus dewan pimpinan pusat serta para undangan di luar partai politik. Menurut dia, partai pengusung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilihan presiden tahun 2009 itu tidak ingin mencari popularitas dengan cara-cara seperti mengecam disertai kritik, namun tidak memberi solusi.

Partai politik yang pada 9 Sepetember 2010 genap berusia sembilan tahun itu selalu mengusung komitmen serta ketajaman berpikir dalam memaksimalkan peranan pemerintah untuk mensejahterakan penduduk Indonesia. Dengan kondisi itu, ia menyatakan, Demokrat selalu siap bekerja sama dengan partai politik manapun di Tanah Air dan mengaku tidak pernah memiliki musuh baik dengan partai yang memposisikan diri sebagai pengecam atau oposisi.

''Bagi Partai Demokrat tidak memiliki musuh politik dari partai politik manapun, dan yang ada hanya keinginan memajukan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik lagi,'' jelas Anas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement