REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD-- Dinas meteorologi nasional Pakistan memperkirakan setelah turunnya hujan lebat di kawasan utara awal pekan ini, gelombang banjir tahap kedua akan melanda provinsi Punjab di Pakistan tengah dan terus meluas ke selatan.
Luapan air akan membanjiri sungai Chenab, dan walaupun sudah dilakukan tindakan perlindungan, banjir akan melanda kota metropolitan Multan.
Pejabat pemerintah Pakistan dan badan-badan internasional masih menaksir besarnya kerugian ekonomi akibat banjir. Tapi, juru bicara operasi kemanusiaan PBB menegaskan, sepertiga negara terkena dampak banjir. Ratusan jalan dan jembatan hancur, mulai dari wilayah pegunungan utara hingga provinsi Sindh di selatan.Tidak terhitung lagi jumlah desa yang tenggelam akibat banjir dan besarnya lahan pertanian yang hancur. Para pengungsi pun berebutan makanan di pusat distribusi bantuan di wilayah bencana. Warga yang mayoritas Muslim pun harus berpuasa Ramadan di tengah perut mereka yang memang selalu lapar karena bantuan tak kunjung datang.
Presiden Asif Ali Zardari yang mendapat kritik gencar gara-gara kunjungannya ke luar negeri di tengah bencana banjir yang melanda negaranya, untuk pertama kalinya meninjau kawasan banjir di selatan Pakistan, kemarin.“Dia melakukan briefing mengenai kerusakan dan langkah perlindungan serta pemulihan dan rehabilitasi,” kata juru bicara kepresidenan Farhatullah Babar.
Bencana itu mengakibatkan kerugian besar terhadap sektor pertanian. Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) telah mengajukan dana 459 juta dolar AS untuk bantuan darurat. PBB memperingatkan, korban jiwa akan semakin bertambah jika bantuan tidak segera tiba. Sedangkan Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan, akan terjadi krisis ekonomi akibat bencana banjir. Saat ini menurut Kementerian Keuangan Pakistan, target pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 4,5 persen pada tahun ini mungkin tidak akan tercapai.
PBB mengimbau masyarakat internasional untuk memberikan bantuan darurat sebesar sekitar 460 juta Dollar. PBB melaporkan sekitar 14 juta orang menjadi korban banjir paling hebat dalam sejarah Pakistan. Hingga saat ini dilaporkan sekitar 1.800 orang meninggal dan dua juta warga kehilangan tempat tinggalnya.