REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Garuda Indonesia akan melakukan pemisahan (spin off) terhadap unit bisnis strategis Citilink menjadi anak perusahaan setelah melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada kuartal IV/2010.
"Pastinya (spin off) setelah kami IPO," kata Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Garuda Elisa Lumbantoruan saat dihubungi di Jakarta, Ahad. Menurut dia, pemisahan perlu dilakukan agar perusahaan fokus pada bisnis inti yakni menjadi perusahaan penerbangan dengan struktur biaya rendah dan efisien sehingga mampu mengambil peran dalam pertumbuhan penumpang golongan ini.
"Pasar penerbangan Indonesia saat ini sekitar 15-20 persen adalah penumpang 'full service' dan sisanya atau sebagian besar adalah 'budget travel' dengan pertumbuhan yang sangat pesat," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, Citilink menargetkan mengoperasikan sembilan pesawat atau 10 pesawat hingga awal tahun depan dari kondisi saat ini yang hanya lima unit pesawat B737-300.
"Persyaratan untuk menjadi anak perusahaan sesuai dengan UU No.1/2009 tentang Penerbangan harus mengoperasikan minimal 10 pesawat, yakni lima dikuasai dan lima lainnya dimiliki," katanya.
Sebelum spin off dilakukan, katanya, pihaknya tetap fokus mengembangkan Citilink sebagai perusahaan penerbangan dengan segmen penumpang menengah ke bawah, khususnya kalangan anak muda yang mengedepankan pelayanan yang simpel.
"Citilink cocok untuk anak muda yang inginnya selalu simpel, sederhana dan jika melakukan perjalanan cukup dengan tas rangsel sederhana di punggung dan lama perjalanan rata-rata 1-2 jam," katanya.
Ia juga menambahkan, Citilink sebenarnya adalah perintis penerbangan dengan struktur biaya rendah di Indonesia, hanya saja dalam perjalanannya kurang mendapatkan perhatian yang serius.
"Kami sadar selama ini kami sedang membenahi Garuda sebagai merek utama (main brand). Kini, di saat Garuda sudah tumbuh, Citilink gilirannya," katanya.
Tanda-tanda bahwa Citilink layak untuk dikompetisikan di sektor penerbangan dengan biaya murah (Low Cost Carrier/LCC), lanjut Elisa, karena struktur biaya Citilink sudah mendekati maskapai LCC global saat ini.
"Posisi struktur biaya Citilink hanya dua poin lebih mahal dari LCC global ternama. Padahal, itu data tahun lalu, ketika Citilink baru mengoperasikan tiga pesawat," katanya.
Citilink, tambahnya, juga bersiap menambah pilot, termasuk dari asing, hingga akhir tahun menjadi sekitar 90 orang. Kementerian BUMN sebelumnya telah menujuk tiga penjamin emisi (underwriter) penawaran saham perdana (IPO) PT Garuda Indonesia yakni PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas.
Garuda berencana masuk bursa pada penghujung tahun ini dengan melepaskan 30-40 persen saham ke publik dan dana yang dibidik dari IPO tersebut sekitar 300-400 juta dolar AS.