Selasa 17 Aug 2010 19:49 WIB

Kematian Intai 3,5 Juta Bocah Pakistan

Bocah korban banjir Pakistan di pengungsian
Foto: AP
Bocah korban banjir Pakistan di pengungsian

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD--Perserikatan Bangsa-bangsa memperkirakan 3,5 juta bocah korban banjir Pakistan menghadapi resiko tinggi penyakit  yang dibawa oleh air  yang terkontaminasi bakteri, akibat banjir parah yang melanda negeri itu. Di antaranya penyakit diare dan disentri. Sementara jumlah keseluruhan orang yang diperkirakan berisiko terjangkit penyakit mencapai 6 juta orang.  Selain munculnya kolera, penyakit lain yang dicemaskan dan mewabah di antara pengungsi banjir Pakistan adalah typhus dan hepatitis A dan E. Malaria dan demam berdarah turut pula menghantui.

Juru bicara PBB untuk urusan kemanusiaan OCHA Maurizio Giulani mengungkapkan badan PBB untuk urusan kesehatan WHO kini menyiapkan 140 ribu tenda bagi puluhan ribu orang yang terkena kolera. Saat ini dilaporkan korban banjir sangat kekurangan air bersih.

Perserikatan Bangsa-bangsa memperingatkan gelombang kematian kedua dapat menimpa para korban banjir Pakistan, yang kelaparan dan sakit, apabila bantuan tak kunjung tiba. “Kita semua harus memberikan usaha yang maksimal," seru Sekjen PBB Ban Ki Moon. "Banjir yang tak diperkirakan ini membutuhkan bantuan. Gelombang banjir harus diibantu  dengan gelombang bantuan dunia.”

Petugas bantuan masih menghadapi kesulitan mencapai wilayah terpencil yang bergunung-gunung. Polisi menuntun puluhan keledai yang mengangkut tepung, beras, minyak dan gula, menyusuri jalanan berbukit-bukit dan becek berlumpur. Sudah sejak tanggal 3 Agustus lalu, keledai yang mengangkut puluhan ton bala bantuan itu menyusuri rute Shahpur.

Sementara di Sukkur, masyarakat yang marah karena lambatnya penyaluran bantuan, memblokir jalan utama sebagai bentuk aksi protes mereka. Ratusan korban banjir dilaporkan memblokade jalanan dengan menggunakan batu-batuan dan sampah di dekat kawasan Sukkur. Mereka mengeluh karena merasa diperlakukan bagai hewan. Seorang pemrotes mengatakan pemerintah hanya mengulurkan tangan bila diliput media.

sumber : DW
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement