Kamis 19 Aug 2010 05:31 WIB

Polri Sebut Dulmatin Ajukan Proposal Kamp Aceh ke Ba'asyir

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Endro Yuwanto
Abu Bakar Ba\'asyir
Abu Bakar Ba\'asyir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kadiv Humas Polri, Brigjen Pol Iskandar Hasan, mengatakan, Abu Bakar Ba'asyir sempat menerima pengajuan proposal kamp militer Aceh dari Dulmatin. Menurut Iskandar, Dulmatin difasilitasi oleh Ubaid untuk bertemu Ba'asyir.

"Pada Februari 2009, Dulmatin minta bantuan Ubaid bertemu dengan Abu Bakar Ba'asyir. ABB setuju bertemu di ruko yang terletak 100 meter dari Ponpes Ngruki, Solo," ujar Iskandar saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/8).

Mereka, ungkap Iskandar, melakukan pembicaraan tentang program pelatihan yang dijukan oleh Dulmatin. Program pelatihan tersebut, tuturnya, dipimpin oleh Mustaqim alias Muzayin yang merupakan alumni Afganistan. Proposal Dulmatin kemudian, jelas Iskandar, diterima Ba'asyir.

Setelah pertemuan tersebut, ungkap Iskandar, Ba'asyir kemudian mengumpulkan sejumlah uang untuk pendanaan kamp militer Aceh. Beberapa dicantaranya, Ba'asyir meminta Ubaid untuk mengambil uang yang dipegang Toyib senilai Rp 50 Juta pada September 2009.

Lalu pada Maret 2009, Ubaid mendapat uang dari Ba'asyir di Ngruki senilai Rp 15 Juta setelah sebelumnya bertemu dengan Dulmatin, Abu Thalut, dan Ubaid di Jakarta untuk membicarakan masalah Aceh. Ubaid, Dulmatin, dan Abu Thalut kemudian berangkat ke Aceh untuk melakukan survei.

Pada Septermber 2009, Ba'asyir kemudian menelepon Ubaid untuk mengambil uang senilai Rp 60 juta dari bendahara Jamaah AnsharutTauhid, yaitu Toyib. Pertengahan Oktober 2009, ungkap Iskandar, Ba'asyir menelepon Ubaid sudah ada infak 5.000 dolar AS di Almukmin, Nguruki, Solo.

Ubaid kemudian menerima uang senilai Rp 120 juta pada November 2009 di Kantor JAT Solo. "Uang tadi diserahkan ke Dulmatin melalui mahfud,"ungkap Iskandar. Menurutnya, Ubaid mendapatkan semua uang tersebut dengan tunai.

Ba'asyir pun meminta laporan survei di Jalin Jantho dari Abu Yusuf pada Oktober 2009. Ba'asyir, ungkapnya, menerima uang di kantor JAT Solo. Berdasarkan hasil survei, ujarnya, daerah Jantho dapat dijadikan tempat latihan seperti di Moro.

Setelah itu, pada pertengahan januari 2010 peserta latihan mulai berdatangan ke Aceh. "Di sini kami bisa lihat mulai dari perencanaan dan pendanaan keuangannya ABB sudah terlibat," ujar Iskandar. Pelatihan militer kemudian dilakukan pada akhir Januari 2010 dengan struktur organisasi: pimpinan Abu Yusuf, logistik Aldi, senjata Mafhud, dan bendahara Ubaid.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement