Senin 06 Sep 2010 17:17 WIB

Ahmadinejad: Serang Iran, Israel Hancur!

Ahmadinejad
Ahmadinejad

REPUBLIKA.CO.ID,DOHA--Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengesampingkan kemungkinan serangan terhadap Iran terkait dengan program nuklirnya, selama kunjungan ke Qatar, Minggu, karena aksi semacam itu akan mengarah pada kehancuran Israel."Serangan terhadap Iran akan mengarah pada kehancuran kesatuan wilayah Zionis," katanya pada jumpa pers di Doha bersama Emir Qatar Syeikh Hamad bin Khalifa al-Thani setelah perundingan mereka.

Israel, satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir namun tidak diumumkan, tidak mengesampingkan serangan militer untuk mencegah Iran memiliki kemampuan senjata atom, sebuah ambisi yang ditentang keras oleh musuh-musuh Teheran.

"Kesatuan Zionis dan pemerintah AS akan menyerang negara di kawasan itu kapan pun mereka bisa melakukannya, dan mereka tidak akan menunggu untuk memperoleh izin. Namun (untuk saat ini) mereka belum bisa melakukannya," katanya."Iran memiliki kemampuan untuk membalas, kuat dan keras," tambah Ahmadinejad memperingatkan.

Presiden garis keras Iran itu menyatakan, pembicaraan mengenai perang terhadap Iran utuk menghentikan program nuklirnya bertujuan memberikan tekanan psikologis terhadap Teheran."Tidak akan ada perang terhadap Iran. Apa yang mungkin terjadi adalah perang psikologis," katanya.

Presiden Iran itu juga mengecam lagi peluncuran perundingan langsung antara Palestina dan Israel.Iran menjadi sorotan dunia karena program nuklirnya yang kontroversial. Negara itu sudah dikenai tiga paket sanksi PBB karena penolakannya untuk menghentikan pengayaan uranium, salah satu dari sejumlah langkah penting untuk membuat energi nuklir bagi kepentingan-kepentingan sipil ataupun militer.

Ketegangan menyangkut program nuklir Iran memuncak setelah mereka menolak perjanjian nuklir yang ditengahi badan atom PBB itu dan juga mengumumkan rencana untuk membangun pabrik pengayaan uranium baru.

AS, Israel dan sejumlah negara Barat menuduh Iran menggunakan program nuklirnya sebagai selubung untuk membuat senjata atom, namun Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil damai.

Selain program nuklir, negara-negara Barat juga menyuarakan keprihatinan yang meningkat atas kerusuhan pasca pemilihan presiden tahun lalu, yang telah mengguncang pilar-pilar pemerintahan Islam dan meningkatkan kekhawatiran mengenai masa depan negara muslim Syiah itu, produsen minyak terbesar keempat dunia.Iran dilanda pergolakan besar setelah pemilihan umum Juni 2009 yang disengketakan itu.

Ratusan reformis ditahan dan diadili dalam penumpasan terhadap oposisi pro-reformasi setelah pemilihan umum presiden itu, yang disusul dengan kerusuhan terbesar dalam kurun waktu 31 tahun.Dua calon presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, mantan ketua parlemen yang berhaluan reformis, bersikeras bahwa pemilihan Juni itu dicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang telah membawa Iran ke arah benturan dengan Barat selama masa empat tahun pertama kekuasaannya dengan slogan-slogan anti-Israel dan sikap pembangkangan menyangkut program nuklir negaranya, dinyatakan sebagai pemenang dengan memperoleh 63 persen suara dalam pemilihan tersebut.

Para pemimpin Iran mengecam "campur tangan" negara-negara Barat, khususnya AS serta Inggris, dan menuduh media asing, yang sudah menghadapi pembatasan ketat atas pekerjaan mereka, telah mengobarkan kerusuhan di Iran.

Sejumlah pejabat Iran mengatakan bahwa 36 orang tewas selama kerusuhan itu, namun sumber-sumber oposisi menyebutkan jumlah kematian 72. Delapan orang lagi tewas selama protes anti-pemerintah pada 27 Desember, menurut data resmi.

sumber : ant/AFP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement