Kamis 09 Sep 2010 12:03 WIB

SBY: Tidak Ada Ruang untuk Kritik Atasan

Rep: c22/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-–Kritikan yang ditulis Kolonel Adjie Suraji berbuntut panjang. Dalam pidato presiden pada Rabu, (8/9) disebutkan bahwa Adjie Suraji memiliki permasalahan hukum dan disiplin. “Dalam kehidupan bernegara, tidak ada ruang untuk mengkritik atasan, siapapun atasan itu baik dalam institusi terkait maupun nasional,” ujar Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya.

SBY akan menyerahkan sepenuhnya kepada Panglima TNI, KASAU, dan Menhan. “Saya tidak perlu terlibat terlalu jauh,” katanya. Kolonel Adjie Suraji sempat mengkritik kepemimpinan SBY dalam media nasional pada Senin, (6/9).

Dalam tulisan di rubrik opini, Kolonel Adjie menganggap sikap kepemimpinan SBY yag tidak tegas dalam memimpin. Selain itu Kolonel Adjie juga menyindir Indonesia yang masih banyak terjadi korupsi .

Presiden mengaku sudah mendapat laporan dari Panglima TNI, KASAU, dan Menhan mengenai hal tersebut. Ia menilai kritikan terhadapnya sebagai pelanggaran kode etik. Apalagi, hal tersebut telah diatur diatur dalam UU TNI dan sumpah prajurit.

Dulu, kata Presiden,TNI memiliki kapasitas untuk terlibat dalam politik praktis. Namun, seiring perkembangan demokrasi dan reformasi, terjadi perubahan fungsi. Aturan di lingkungan lembaga TNI mesti ditegakkan.

Maka, otoritas sipil mengontrol militer dan bukan sebaliknya. Artinya, militer tunduk kepada pemimpin yang dipilih rakyat. “Pada 2009, TNI kembali pada jati dirinya dengan tidak melibatkan pada politik praktis,” kata SBY.

Kasus serupa sempat terjadi pada jenderal berbintang empat di Amerika Serikat. Saat itu Jenderal Stanley McChrysta mengkritik Presiden AS, Barack Obama terkait perang Afganistan. “Statemennya lunak, tetapi dianggap merusak hubungan sipil-militer,” katanya. Obama pun memberhentikannya.

Berkaca dari itu, SBY beranggapan tindakan yang dilakukan Kolonel Adjie bukan mencerminkan demokrasi. “Ini bukan khas Indonesia,” ujarnya. Maka, Presiden pun perlu melakukan tindakan tegas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement