REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Amerika Serikat tengah sedang mempersiapkan peringatan kesembilan penyerangan 11 September terhadap menara kembar WTC di New York. Penandaan peristiwa itu dilakun di tengah kontroversi atas rencana pastor yang mengancam membakar Al Qur'an
Presiden Barak Obama juga telah meminta agar rakyat Amerika, termasuk mereka yang berada dalam barisan pendukung pembakaran Al Qur'an, tetap tenang, menahan diri mengingat kota sedang bersiap.
Pastor Terry Jones asal Florida dilaporkan telah tiba di New York di mana ia berharap dapat bertemu dengan imam penggagas pembangunan pusat Islami, Feisal Abdul Rauf.
Selama upacara peringatan resmi di Ground Zero, semua nama yang meninggal ketika pesawat yang dibajak menabrak menara kembar WTC dan Pentagon akan dibacakan keras. Wakil Presiden AS, Joe Biden, juga dijadwalkan hadir dalam upacara peringatan di Lower Manhattan.
Seluruh rumah-rumah ibadah di penjuru kota New York diminta untuk membunyikan lonceng pada pukul 08.46 waktu setempat, yakni ketika pesawat pertama menghantam Menara Utara, WTC.
Sementara, pengunjuk rasa juga bersiap akan melakukan aksi begitu upaca peringatan berakhir. Tujuan mereka menentang pusat komunitas Islam yang akan dibangun di dekat Ground Zero.
Beberapa keluarga dari korban meninggal dalam serangan mengatakan langkah pembangunan masjid di dekat area itu sangat tidak sensitif.
Terry Jones berhasil menempatkan dirinya di pusat drama konflik itu setelah ia mengklaim meghentikan rencana pembakaran Al Qur'an bila rencana pembangunan masjid dipindahkan ke lokasi lain.
Ia mengklaim pula telah mendapat jaminan dari seorang imam lokal di Florida bahwa itu adalah akhir perseteruan. Namun, para penggagas langsung pusat komunitas Islam dari Cordoba Initiative di New York, mengatakan mereka sama sekali tak pernah berbicara dengan imam Florida itu dan tidak berencana memindahkan proyek konstruksi.