REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat menyatakan, proses perakitan terhadap dua pesawat baru Sukhoi tetap berjalan, meski tiga pengawas perakitan pesawat dari Rusia meninggal dunia. "Semula memang, ada rencana untuk menunda dari Tim Teknisi Rusia. Namun, akhirnya diputuskan tetap berjalan sesuai jadwal," katanya, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Imam menambahkan, dua pesawat baru Sukhoi tipe SU-27SKM yang tiba di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin pada Jumat (10/9), dirakit oleh 13 orang teknisi dari Rusia. "Ketiga belas teknisi itu, masih didampingi tim penjamin yang tiga diantaranya meninggal dunia," katanya, menambahkan.
Begitu pun dengan rencana kedatangan satu unit Sukhoi sejenis pada Rabu (15/9). "Sampai saat ini semua program yang berkaitan dengan kedatangan tiga Sukhoi SU-27SKM dan tindaklanjutnya tetap berjalan sesuai jadwal," kata Imam.
Tiga anggota tim penjamin dari Rusia yakni Alexander, Voronig Sergei, dan Victor Savanoc meninggal dalam waktu yang terpisah. Alexander dan Voronig Sergei meninggal dunia pada Senin (13/9) pagi. Sementara Victor Savanoc meninggal pada Selasa malam pukul 23.00 WIB. Dugaan sementara penyebab kematian ketiganya karena minuman keras jenis vodka.
Terkait itu, ketiga jenazah masih menjalani proses otopsi di rumah sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Selatan.
Meninggalnya ketiga warga negara asing itu juga diselidiki aparat Rusia melalui perwakilannya di Jakarta.
Pada 2003 Indonesia membeli dua Sukhoi jenis SU-30MK dan dua SU-27SK, kemudian Kementerian Pertahanan membeli lagi enam pesawat Sukhoi pada 2007 senilai sekitar 300 juta dolar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.
Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009. Dengan kehadiran tiga Sukhoi terakhir, maka Indonesia akan memiliki satu skuadron pesawat tempur Sukhoi.