REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat pasar uang, Rully Nova, memperkirakan Rupiah, Jumat (17/9), masih stabil dalam kisaran sempit dan sulit untuk bergerak naik karena faktor positif yang kuat belum muncul di pasar.
"Kami memperkirakan rupiah masih stabil. Apabila mengalami kenaikan relatif kecil karena faktor pendukung yang kuat masih belum muncul," katanya di Jakarta, Kamis (16/9).
Rupiah pada Kamis sore naik dua poin menjadi Rp8.983-Rp8.993 per dolar. Rully Nova yang juga analis PT Bank Himpunan Saudara Tbk., mengatakan, peluang rupiah untuk naik masih tetap ada. Apalagi, investor asing makin aktif untuk bermain di pasar uang.
Pelaku pasar khususnya asing saat ini memang belum kembali aktif membeli rupiah. Mereka menunggu perkembangan pasar khususnya mengenai perbankan setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga Giro Wajib Minimum (GWM) dari lima persen menjadi delapan persen, katanya.
Menurut dia, rupiah saat ini masih dalam kisaran sempit antara Rp8.970 sampai Rp9.000 per dolar. Pergerakan di kisaran itu terjadi dalam waktu tidak lama, namun apabila ada faktor kuat yang mendorongnya maka rupiah akan bergerak naik.
Pelaku pasar saat ini hanya melihat situasi pasar sambil menunggu dampak dari kenaikan GWM terhadap bank-bank menengah ke bawah, katanya. Pelaku asing, lanjut dia, BI akan menaikkan bunga acuannya (BI Rate) minimal 25 basis poin menjadi 6,75 persen, namun BI masih mempertahankan bunga BI Rate.
BI menaikkan bunga GWM hanya untuk mengalihkan perhatian investor asing yang telah siap masuk pasar saham apabila BI Rate naik, ucapnya. Karena itu, menurut dia, peluang rupiah untuk naik dalam waktu dekat masih besar. Apalagi, pasar uang cenderung masih positif.