Jumat 08 Oct 2010 07:01 WIB

KPK Dicerca dan Dibela di Komisi III

KPK
KPK

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--"Jangan cari-cari kesalahan. Cari popularitas. Jangan ragu-ragu, kalau memang tak bersalah, ya jangan ditindak," begitu pernyataan Anggota Komisi III DPR, Gayus Lumbun dalam rapat dengan KPK di geddung DPR, Kamis (7/10).

Gayus tampak berapi-api. Beberapa saat dia sampaikan uneg-unegnya tentang komisi yang khusus dibentuk untuk menjerat para tikus berdasi. Dia atas tempat duduk empuk dengan mikrofon yang membentang dihadapan, dia melanjutkan kata. "Saya tahu hakim tipikor sering mendatangi KPK untuk berkonsultasi. Masa hakim mendatangi penyidik kasus. Ini kan pertanyaan," kata politisi PDIP itu dengan nada lugas.

Mendengar pernyataan dari pria yang akrab dipanggil profesor itu, para pimpinan KPK langsung memancarkan mimik wajah serius. Gayus juga menyampaikan satu demi satu pandangannya.

Dia sempat berujar, kenapa sesorang yang memperkaya diri selalu dipersalahkan, sekalipun lewat jalur legal. "Apa salahnya memperkaya diri," kata pria yang sore itu mengenakan baju batik berwarna.

Selang beberapa saat, wajah salah satu Ketua KPK, Candra M Hamzah, kembali berubah. Kali ini, tak hanya serius, melainkan geram. Dia spontan mengubah posisi duduknya dari meyender lurus menjadi miring ke arah sisi kanan kursi.

Wajahnya pun nyaris tanpa senyum yang biasa menjadi cirinya. Semua ekspresi ini muncul saat kolega Gayus, Panda Nababan buka suara. "Biar semua tahu, sebelum pemilihan Ketua KPK, Candra menemui saya di Hilton," ungkap Panda. Suasana mendadak berubah menjadi riuh.

Beberapa anggota KPK yang hadir saling melirik. Tidak ada satu hadirin pun yang tahu apa yang mereka rasakan. Tidak percaya, terkejut, malu, marah, tertawa, atau bahkan kecewa--hanya mereka yang mungkin merasakan semua itu. Namun suasana ini hanya berlangsung sasaat.

Para pimpinan KPK kembali serius mencatat satu demi satu masukan. Tak hanya mencatat, anggota KPK juga coba menangkis "serangan-serangan" anggota dewan. "Tidak benar adanya kita tidak bermusuhan dengan Pak Panda. Kita profesional dalam menjalankan tugas," kata salah satu petinggi KPK, Muhammd Yasin mengomentari tudingan Panda Nababan.

"Tidak ada deal-deal dengan kekuatan politik, jadi saya netral," lanjutnya. Pun halnya dengan Candra yang menepis semua tudingan. Menurut pria yang sempat tersangkut isu suap dari Anggodo Wijoyo ini, dirinya tidak pernah menjalin kesepakatan dengan kekuatan politik manapun.

Tak hanya yang menyerang, sebagian anggota justru melayangkan pujiannya. Marten Hutabarat salah satunya. Menurutnya, anggota komisi III memang berkecenderungan naik tensi saat berhadapan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. "Kalau anggota DPR pasti bilang ke KPK; KPK catat dong saat saya bicara. Saat sedang mencatat mereka bilang lagi; jangan hanya dicatat, didengarkan dong," katanya beranalogi.

Sama halnya dengan Matrin, Ruhut Sitompul, anggota komisi III dari Fraksi Demokrat, melayangkan puja-puji pada KPK. Menurutnya, KPK adalah produk asli reformasi yang wajib dijaga bangsa. Berbeda dengan Panda, pria eksentrik ini, justru memuji habis Candra Hamzah.

Menurutnya, Candra adalah sosok muda yang membanggakan. "Saya sangat bangga dengan Candra. Dia lebih muda 20 tahun dari saya sebagai lawyer, tapi sudah berprestasi hebat," katanya yang tampak berapi-api menyampaikan pujian. Tak lupa dia pun melayangkan kata tanggapan pada rekannya, Panda Nababan.

"Saya juga bangga dengan Panda. Walau sudah tua dan menjadi tersangka, dia tetap semangat," tukas Ruhut Poltak Sitompul dengan suara khas dengan logat Bataknya. Kontan, pernyataan Ruhut ini disambut gelak tawa seisi ruang rapat. Dia pun kembali melanjutkan pernyataannya.

"KPK jangan takut. Bila memang ada yang jadi tersangka, tangkap saja. Tapi kalau tidak ya jangan lah," ujarnya enteng sembari disambut tawa hadirin--yang langsung fokus mengalihkan pandangannya pada Panda.

sumber : abdullah sammy
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement