REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein menyebutkan, calon kapolri Komjen Timur Pradopo tidak memiliki rekening yang mencurigakan seperti 'rekening gendut' sejumlah jenderal Polri.
"Calon kapolri Timur Pradopo hanya punya tiga rekening, dua di bank pemerintah dan satu di bank swasta," kata Yunus dalam pertemuan dengan Tim Kecil Komisi III di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/10).
Yunus Husein mengatakan, simpanan di rekening bank swasta, PPATK hanya menemukan transfer senilai Rp 10 juta-Rp 60 juta selama periode Februari-September 2008, dengan saldo terakhir Rp 1,02 miliar. "Sementara dua rekening di bank pemerintah, satu diantaranya digunakan untuk transfer gaji dengan saldo terakhir Rp 77 juta, dan rekening lainnya dengan saldo akhir Rp 80 ribu," tambah Yunus.
Ia menambahkan, PPATK akan menelusuri rekening milik keluarga Timur. "Ini yang belum kita lakukan mengingat terbatasnya waktu," kata Yunus.
Sebelumnya, LHKPN KPK mengungkapkan bahwa kekayaan mantan Kapolda Metro Jaya tersebut mengalami peningkatan sebesar 110 persen. Pada laporan LHKPN yang dilaporkan pertama, harta Timur yang terdiri atas tanah dan bangunan senilai Rp 1,3 miliar. Pada LHKPN kedua meningkat menjadi Rp 3,68 miliar dalam.
Selain itu, alat transportasi yang dimiliki terdapat peningkatan dari Rp 305 juta menjadi Rp 765 juta. Total kekayaan LHKPN pertama Rp 2,1 miliar yang meningkat menjadi Rp 4,4 miliar dalam LHKPN kedua. Analisis ini belum dilakukan klarifikasi dan pemeriksaan terhadap Timur, termasuk peningkatan yang belum jelas sumber dananya sebesar Rp 1,4 miliar.
Tim Kecil Komisi III DPR mengundang Komnas HAM, PPATK, KPK untuk mencari lebih jauh rekam jejak calon Kapolri Komjen Timur Pradopo. Saat berita ini diturunkan, sedang berlangsung rapat Tim Kecil Komisi III dengan Ketua Kompolnas Djoko Suyanto yang juga merupakan Menteri koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).