REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Menteri Luar Negeri Singapura, George Yeo, mengirimkan surat protes melalui Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, pada Jumat menyusul kekhawatiran tentang kabut asap yang memburuk pekan ini. Kabut asap yang diduga bersumber dari kebakaran hutan di Sumatra ini mulai menyerang Singapura dan Malaysia sejak awal pekan ini.
Tak hanya melalui surat, komunikasi via telepon juga dilakukan. Panggilan telepon itu dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air, Yaacob Ibrahim, pada koleganya, Menko Ekonomi Hatta Rajasa pada Kamis malam, setelah kualitas udara di Singapura mencapai kisaran yang tidak sehat.
"Menteri Menteri Yeo menginformasikan pada Menteri Marty bahwa tingkat kualitas udara yang diukur pada satuan PSI menunjuk angka lebih dari 100 kemarin dan mulai menyebabkan masalah pernapasan, termasuk asma telah meningkat secara signifikan," demikian pernyataan biro lingkungan hidup Singapura, MFA.
Menurutnya, Marty menyambut baik informasi itu dan meyakinkan Menteri Yeo bahwa Indonesia akan mengatasi masalah asap. "Ia juga menambahkan bahwa banyak orang Indonesia di Sumatera juga terpengaruh," katanya.
Kedua menteri sepakat bahwa kerjasama bilateral telah membantu mengurangi masalah kabut asap dalam tiga tahun terakhir dan dapat memperbaiki situasi saat ini meskipun cuaca kering, tambah pernyataan MFA.
Badan Lingkungan Nasional (NEA) mengatakan situasi kabut telah memburuk sejak Rabu. Para Polutan Standar Indeks (PSI) naik ke angka 108 pada pukul 18.00 waktu setempat pada hari Kamis, yang dianggap tidak sehat.
Selain itu, jarak pandang juga mengalami gangguan. Masalah ini juga mempengaruhi Malaysia, dimana sekolah-sekolah di kota pesisir Muar terpaksa menutup sejak Rabu setelah kualitas udara mencapai tingkat berbahaya.