REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM--Tentara Israel menembakkan 308 peluru ke kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara yang menembus blokade laut Israel atas perairan Gaza pada akhir Maret lalu. Kapal yang berisi aktivis ini dibombardir dengan pistol mesin Uzi, buatan Israel, demikian pernyataan militer Israel, Senin (25/10).
Penemuan ini terungkap saat testimoni Letnan Jenderal Gabi Ashkenazi pada forum penyelidikan internal pemerintah Israel atas insiden penembakan warga sipil di perairan internasional itu. Namun Ashkenazi bersikukuh bahwa penembakan yang menewaskan sembilan aktivis berkewarganegaraan Turki dan Amerika Serikat ini tidak dapat dihindari.
Turki mendesak pemerintah Israel memberikan kompensasi pada keluarga korban dan permintaan maaf dan menyatakan menolak penyelidikan yang dilakukan oleh Israel secara internal. Panel ini juga telah meminta kesaksian dari penumpang Mavi Marmara, yang rata-rata bersikeras bahwa serangan itu sama sekali tak beralasan.
Ashkenazi pun mengungkapkan sebanyak 308 peluru ditembakkan oleh tentara, 70 di antaranya menyebabkan luka-luka dan kematian sementara sisanya merupakan tembakan peringatan.
Pernyataan militer Israel yang konsisten dengan hasil pemeriksaan forensik di Turki atas mayat korban menunjukkan bahwa sembilan aktivis yang tewas ditembak sebanyak 30 kali. Selain korban tewas terdapat sebanyak 24 korban luka-luka.
"Mereka yang mempertanyakan soal taktik yang kami ambil, harus mengusulkan alternatif solusi," tukas Ashkenazi yang merasa tindakan penembakan beralasan.
Ia menambahkan bahwa penumpang kapal yang merupakan aktivis ada yang merebut tiga pistol Glock dan mesin pistol Uzi dari tentara yang mereka lumpuhkan. Pasukan marinir Israel diterjunkan dari helikopter ke kapal yang penuh sesak karena pada malam hari. "Kami memiliki kesaksian bahwa ada salah satu aktivis yang mendekati tentara Israel dan menembak dengan mini-Uz dan mereka menembak tentara," katanya.
Sementara aktivis Mavi Marmara mengatakan apapun senjata yang diambil dari pasukan langsung mereka buang, dan tidak digunakan untuk menembak balik.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang diboikot Israel dalam laporan bulan lalu menyatakan bahwa beberapa korban tewas kemungkinan telah dieksekusi.
Salah satu warga Turki yang tewas, kata laporan itu, menderita cedera otak yang fatal dari apa yang disebut "beanbag" luka tembak ditembakkan dari senapan pada jarak aman. Tembakan ini biasanya dirancang untuk merobohkan tetapi tidak membunuh orang yang ditargetkan. Ashkenazi mengatakan tentara telah menembakkan tembakan beanbag selama 350 kali dan tembakan paintballs yang tidak mematikan, dan sesuai dengan metode yang telah ditentukan.