REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan deputi gubernur senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom, membantah pengakuan eks politisi PDI Perjuangan Agus Condro. Pasalnya, Miranda disebut sebagai pihak yang memberikan cek pelawat pada para pimpinan fraksi partai berlambang banteng bermoncong putih dalam proses pemilihannya.
Emosi Miranda nampak kurang terkendali usai diperiksa sekitar tiga jam di ruang penyidik di Gedung KPK. Ia keluar sekitar pukul 12.55 WIB dan ingin bergegas ke mobilnya Mercedez-Benz E 260 warna hitam berplat B 196 MG di lobi gedung. Tapi, langkahnya terhadang puluhan pewarta dan fotografer. "Kalian tutup mulut, biar saya yang bicara. Saya dipanggil sebagai saksi untuk lima tersangka. Kemarin empat tersangka," ketus Miranda, Selasa (26/10).
Kelima tersangka yang dimaksud yakni para politikus dari Partai Golkar, Paskah Suzetta, Bobby Suhardiman, Ahmad Hafis Zawawi, Anthony Zeidra Abidin, dan Martin Bria Seran.
Miranda mengaku, para penyidik mencecarnya seputar proses pemilihan. Mulai dari pencetus usulan namanya di kalangan legislator hingga hubungannya dengan istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun,Nunun Nurbaetie yang diduga mendistribusikan cek pelawat senilai total Rp 24 miliar itu. "Saya menjawab semua dengan sebenarnya. Saya kenal Bu Nunun sebagai teman sosialita. Saya tidak pernah menjanjikan memberi uang atau menjanjikan apapun kepada siapapun sebelum atau setelah pemilihan," paparnya.
Ia pun mengaku, dirinya terpilih sebagai deputi gubernur senior bank sentral periode 2004-2009 karena kemampuannya yang mumpuni. Tapi, kala pewarta berusaha mengonfirmasi pengakuan saksi lainnya, Agus Condro, emosi Miranda kembali keluar. "Kamu bohong!! Agus Tjondro tidak pernah ngomong seperti itu," ujar Miranda sambil bergegas ke mobilnya.