REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menyusul letusan keras yang disertai ujan abu, para pengungsi di sejumlah barak di kaki gunung Merapi dievakuasi. Praktis, sejumlah pos pengungsian kini kosong tanpa penghuni. Salah satu barak pengungsi yang ditinggal oleh warga korban bencana adalah posko Desa Umbulharjo.
Sekitar seribu pengungsi yang tadinya memenuhi tenda kini telah dievakuasi ke beberapa tempat, di antaranya kampus Universitas Islam Indonesia (UII). Letak Umbulharjo yang hanya berjarak 9 km dari puncak Merapi dinilai dapat menjadi ancaman.
Para pengungsi Umbulharjo diangkut dengan menggunakan truk dan mobil bak terbuka. Proses evakuasi sempat membuat panik pengungsi dikarenakan kabut pekat dan bunyi gemuruh dari lereng.
Jika Umbulharjo telah kosong ditinggal penghuni, posko desa Harjobinangun masih dipadati para pengungsi. Walau begitu, warga sekitar yang tinggal di Harjobinangun Pakem memutuskan untuk mengungsi.
Pascaletusan Merapi pukul 00.16 WIB, suasa mencekam terasa di hampir seluruh wilayah propinsi DIY. Hujan abu dan krikil yang menerjang hingga Yogjakarta membuat panik warga. Sebelumnya, kota Yogja belum pernah diterjang hujan abu.
Dalam pengamatan Republika, sejumlah tempat tampak dipadati wisatawan mancanegara, di antaranya rumah makan dan selasar hotel. Para turis tampak mengemasi barang mereka.
Kondisi terakhir di Merapi--sekitar pukul 05.20 WIB--situasi telah kembali normal. Baik warga kota Yogja, Sleman, dan para pengungsi, mulai kembali ke lokasi mereka masing-masing. Hujan abu pun telah berhenti.
Namun kondisi jalan Sepanjang Yogja dan Sleman tertutup abu sisa letusan. Akibatnya, jarak pandang menjadi terbatas. Para penduduk diimbau untuk mengenakan masker dikarenakan tebaran abu akibat hembusan angin.