REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Awan panas tampak membumbung tinggi dari puncak Merapi, Senin (1/11), sekitar pukul 10.00 WIB. Munculnya awan panas ini langsung membuat pengungsi di barak Wukir Asih--yang berjarak hanya sekitar 11 km dari puncak lereng-- berhamburan ke luar barak.
Pengungsi umumnya panik karena takut awan panas meluncur ke arah pengungsian. Petugas TNI dari Kodam Diponegoro langsung menenangkan warga yang panik. Warga diimbau mengenakan masker dan dilarang untuk mendekati lereng.
Beberapa pengungsi meninggalkan barak, sementara yang lain tetap di dalam tenda. Melihat awan yang membumbung tinggi, sejumlah anak di barak pengungsian menangis. Mereka berteriak karena takut melihat kepulan asap raksasa.
Di pihak lain, petugas dan tim SAR, mulai ditarik dari daerah yang berjarak kurang dari 10 km. Menurut salah satu petugas dari Basarnah, Sunardjo, belum asa rencana untuk mengevakuasi pengungsi di salah satu barak terdepan itu. "Belum ada perintah, tapi kami siaga terus kalau ada perintah untuk mengevakuasi warga," katanya.
Luncuran awan panas raksasa ini tidak diprediksi warga sebelumnya. Ini karena kondisi langit yang cerah sehingga kondisi Merapi sangat jelas terlihat dari barak Wukir Asih. Tapi dalam hitungan detik, kondisi berubah. Sempat terdengar bunyi gemuruh yang langsung disertai kepulan awan panas raksasa.