REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU--Terompet vuvuzela yang populer selama ajang World Cup di Afrika Selatan tak bakal dijumpai di arena pesta olah raga Asia. Organisasi penyelenggara Asian Games, telah mengkonfirmasi untuk melarang penggunaan alat tiup yang kerap dianggap terlalu berisik itu.
Vuvuzela sempat menuai polemik dalam ajang World Cup tahun ini. Banyak pemain, pelatih, dan komentator menyatakan keberatan dengan penggunaan alat ini -- yang umumnya dibawa para suporter.
Menurut harian Guangzhou Daily, penonton yang nekad membawa vuvuzela akan dianggap melanggar etiket selama perhelatan itu digelar. Mereka yang menolak untuk menyerahkan vuvuzela pada volunter yang terlibat dalam acara, akan diserahkan pada aparat keamanan. Asian Games diikuti 45 negara yang akan bersaing di 42 cabang olahraga.
Vuvuzelas menjadi simbol tidak resmi Piala Dunia, namun belakangan "dimusuhi", antara lain karena membuat hampir tidak mungkin bagi pemain untuk berkomunikasi satu sama lain.
Selain vuvuzela, yang dilarang dalam ajang ini adalah: peluit, minuman keras, makanan dalam jumlah besar, bola, raket, balon, senter, korek api, dan frisbees (mainan sejenis piring yang dilemparkan).