REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Tentara North Atlantic Treathy Organisation (NATO) kembali terbunuh dalam rangkaian ledakan bom di Afganistan. Sebanyak 11 orang terbunuh dalam serangan bom pemberontak, termasuk lima tentara NATO dan tiga tentara Afganistan, Ahad (14/11).
Serangan tersebut datang setelah sehari sebelumnya tentara pemberontak Taliban menyerang pangkalan militer Nato di Afganistan Timur. Mereka menunjukkan semangat perlawanan dan tak gentar terhadap gertakan kekuatan tentara AS.
“Untungnya, seorang diplomat yang ditangkap dua tahun lalu di Peshawar, Pakistan, Abdul Khaliq Farahi, telah dibebaskan dan pulang dengan selamat,” kata juru bicara Presiden Afganistan, Ahad (14/11).
Ia memaparkan, Farahi dibebaskan di Afganistan Sabtu (13/11) lalu dalam kerja sama petugas antarkedua negara. Farahi telah bertemu dengan Presiden Afganistan, Hamid Karzai, namun tidak memberitahukan cara pembebasannya secara detail.
Farahi merupakan kepala konsulat Afganistan yang ditawan saat ia pulang menuju rumahnya di kota perbatasan, Pesawar, Pakistan, 22 September 2008 lalu. Sekelompok orang bersenjata menghentikan kendaraannya di tengah jalan dan menembak supirnya.
“Ketiga tentara tersebut, satu orang di antaranya terbunuh di bagian timur Afganistan dan dua orang lainnya di bagian selatan Afganistan,” ungkap pihak NATO.
Namun NATO tidak mengungkapkan informasi lebih jauh tentang tiga tentara tersebut, seperti kebangsaan tentara tersebut. Hingga pertengahan November ini, jumlah total tentara koalisi NATO yang tewas mencapai 31 orang.
Gubernur Uruzgan, Khudi Rahim, mengatakan, para pemberontak juga membunuh tiga orang tentara Afganistan, saat mereka melewati serangan bom itu di Uruzgan, selatan Afganistan. “Dua tentara lainnya terluka di distrik Tarin Kot,” imbuhnya.